Semakin
ana resapi maknanya, ana semakin senang dengan kalam ini, namun saat berusaha menjalaninya
mungkin takkan semulus jalan bebas hambatan, banyak godaan, mungkin kau
terjatuh hingga kau diam, mungkin pula kau terperosot hingga jauh meninggalkan
titik semula.
Kebanyakan
tulisan disini adalah buah pengalaman ana atau orang-orang disekitar ana, atau
kekurang kerjaan ana dalam memperhatikan orang lain.
Teruslah
memperbaiki diri, kalam ini untuk aku dan kamu apabila kamu juga mau.
Kalau
difikir-fikir, sebenarnya akan kita temukan banyak sekali kekurangan diri yang
perlu kita benahi.
Sedikit
cerita, awalnya ana sendiri hanya memperbaiki diri dari tampak luarnya saja,
maksudnya, ana memulai dari memperbaiki busana dan itu terlaksana begitu saja
(tidak ada rencana untuk TERUS memperbaiki diri). Namun, seiring berjalannya
waktu kini ana sadar bahwa ana HARUS TERUS memperbaiki diri, bukan hanya dari
busana saja, namun juga adab, akhlak, ilmu hingga amalan.
Ana
senang sekali melihat 2 orang teman ana yang saat memasuki semester dua mereka telah
berhijab, hati ini menangis meski mereka tidak mengetahuinya, semoga akan terus
memperbaiki kekurangan yang lainnya, uhibbuhumaa fillah.
Ada
lagi, senang sekali mendengar keputusannya, “Sebenernya x mau ikut ini Dil,
tapi masa fotonya harus pakai levis, padahal baru aja mutusin mau pakai rok
terus, ga jadi ikut deh”
Terlihat,
keinginannya untuk terus memakai rok lebih kuat daripada keinginannya untuk
ikut suatu kegiatan kampus, kalau kegitan kampus itu adalah ujian dari
keputusannya memakai rok, maka saat ia memilih untuk tetap memakai rok, maka
itu adalah kelulusan ujian baginya bukan ?
Disisi
lain, ana sedih ketika mengetahui bahwa yang berguguran lebih banyak daripada
yang berkembang, setelah lulus aliyah ternyata beberapa teman ada yang melepas
hijabnya, sedih tak tertahankan melihatnya.
Ana
sedih, saat tahu ia yang ana kenal sebagai orang yang faham agama kini ‘seakan’
jauh dari agamanya.
Mengapa
harus menghabiskan waktu untuk berpacaran apabila waktu itu bisa digunakan
untuk mengasah kemampuan, meruncingkan usaha agar tercapai asa ?
Mengapa
harus menghabiskan waktu untuk menonton syuting idola atau konser idola apabila
waktu itu bisa digunakan untuk ibadah mendekatkan diri kepada-Nya ?
Mengapa
harus menghabiskan waktu untuk mendengerkan musik apabila waktu itu dapat
digunakan untuk menuliskan ilmu lalu menyebarkannya ?
Apakah
menunggu sesal datang lalu berkata, “mengapa dahulu aku tidak meninggalkan
jejak dimasa muda”
Berusahalah,
berusahalah meninggalkan jejak kebaikan.
Kawan,
engkau bisa berprestasi tanpa lelaki (pacar), maka tinggalkanlah ia karena engkau lebih memilih untuk taat kepada Allah, dan kejarlah harapanmu yang telah tertinggal
dengan kesungguhan tuk membayar kelalaian.
Teruslah
berusaha memahami perintah dan larangan syari’at, karena ia akan menjadi benteng
bagi keburukan yang datang dan akan menjadi pemandu dalam kebaikan. Mungkin
teman mengira ana sedang di jurusan syariah (agama) sehingga ana berkata
demikian, tidak kawan, ana kini sedang di jurusan kimia bukan syariah.
Ayo
kita memanfaatkan masa muda kita dengan baik, agar kelak sesal tak mendatangi,
karena sesal setelah berlalunya takkan mengembalikannya.
Kawan,
aku temanmu, aku mencintaimu karena Allah, mari memperbaiki diri, semoga kita
termasuk orang-orang yang senang memperbaiki diri (karena Allah Ta’ala, HARUS karena
Allah Ta’ala)
Kawan,
jangan jauh-jauh meninggalkan koridor syari’at ya, berkiblat pada Al-Qur’an dan
Sunnah bukan budaya Amerika, dkk.
Teruslah
memperbaiki diri karena Allah Ta’ala
Semoga
Allah Ta’ala memperbaiki amalan-amalan kita.
Pecinta
Shalafus Shalih
Bumi
Allah Ta’ala
07
Syawal 1435
No comments:
Post a Comment