Aku
seorang wanita (normal) yang memiliki kecenderungan terhadap laki-laki, maka
normal jika aku ingin berpacaran,
sungguh aku ingin berpacaran, namun ternyata pacaran itu :
~Dilarang
oleh Allah Ta’ala
~Tidak
dicontohkan oleh Rasulullah
~Jalan
pintas menuju zina
~Hanya
menambah dosa saja
~Memenangkan
syahwat
~Memenangkan
godaan setan
~Rawan
dipegang-pegang
~Rawan
dicium-cium
~Dan
penumpukkan dosa-dosa lain-lainnya
Yang
pasti, dalam kegitan berpacaran itu pasti banyak sekali aturan syari’at yang
ditabrak, sedangkan aku selalu berusaha untuk terus hidup di koridor syari’at.
Jadi, aku memutuskan bahwa aku tidak ingin pacaran, karena aku ingin taat
kepada Rabb yang telah menciptakanku, yang telah memberi rezeki kepadaku, yang
terus memberikan nikmat-Nya kepadaku meski aku tidak menyadarinya, tanpa aku
memintapun aku selalu diberi oleh-Nya dan Dia selalu memberikan yang lebih baik
dari apa yang aku minta, Rabb ku benar-benar Maha Penyayang, maka aku tidak
berani melanggar aturan-Nya, karena aku sadar bahwa aturan-Nya adalah kebaikan
untuk hamba-Nya.
Istilah
pacaran kini tidak asing ditelinga anak SD sekalipun, seorang anak yang sudah
terbiasa melihat budaya pacaran akan menganggap pacaran itu boleh-boleh atau biasa-biasa saja,
ini hal biasa yang tidak boleh menjadi kebiasaan, karena ini kebiasa-biasaan saja yang buruk dan banyak
sekali kerusakan yang timbul karena perbuatan ini, bukankah dzikir terlalaikan
karenanya ?
Pacaran
adalah jalan pintas menuju zina, karena berpeluang besar terhadapnya, bagaimana
tidak, jalan menujunya saja sedang dilalui, padahal Allah Ta’ala memerintahkan
kepada kita :
“Janganlah
mendekati zina”
Wahai
saudariku, biarlah engkau kehilangan pacar karena Allah daripada kehilangan
Allah karena pacar
Wahai
saudariku, mau sampai kapankah tergiur dengan kesenangan sesaat saat pacaran,
sedangkan dosa yang ditimbulkan akan dirasakan berkepanjangan ?
Wahai
saudariku, apakah (engkau) menolak surga ?
“kurangilah
kesenanganmu pada dunia agar berkurang kedukaanmu di akhirat”
Imam
Syafi’i
Aku
yakin masih ada cinta kepada-Nya yang tidak pernah hilang dari hatimu, maka :
“Mulailah,
Mulailah memperbaiki diri karena Allah Ta’ala”
No comments:
Post a Comment