Friday, 1 August 2014

Aku Ingin Pacaran

Aku seorang wanita (normal) yang memiliki kecenderungan terhadap laki-laki, maka normal  jika aku ingin berpacaran, sungguh aku ingin berpacaran, namun ternyata pacaran itu :
~Dilarang oleh Allah Ta’ala
~Tidak dicontohkan oleh Rasulullah
~Jalan pintas menuju zina
~Hanya menambah dosa saja
~Memenangkan syahwat
~Memenangkan godaan setan
~Rawan dipegang-pegang
~Rawan dicium-cium
~Dan penumpukkan dosa-dosa lain-lainnya

Yang pasti, dalam kegitan berpacaran itu pasti banyak sekali aturan syari’at yang ditabrak, sedangkan aku selalu berusaha untuk terus hidup di koridor syari’at. Jadi, aku memutuskan bahwa aku tidak ingin pacaran, karena aku ingin taat kepada Rabb yang telah menciptakanku, yang telah memberi rezeki kepadaku, yang terus memberikan nikmat-Nya kepadaku meski aku tidak menyadarinya, tanpa aku memintapun aku selalu diberi oleh-Nya dan Dia selalu memberikan yang lebih baik dari apa yang aku minta, Rabb ku benar-benar Maha Penyayang, maka aku tidak berani melanggar aturan-Nya, karena aku sadar bahwa aturan-Nya adalah kebaikan untuk hamba-Nya.

Istilah pacaran kini tidak asing ditelinga anak SD sekalipun, seorang anak yang sudah terbiasa melihat budaya pacaran akan menganggap pacaran itu boleh-boleh atau biasa-biasa saja, ini hal biasa yang tidak boleh menjadi kebiasaan, karena ini kebiasa-biasaan saja yang buruk dan banyak sekali kerusakan yang timbul karena perbuatan ini, bukankah dzikir terlalaikan karenanya ?

Pacaran adalah jalan pintas menuju zina, karena berpeluang besar terhadapnya, bagaimana tidak, jalan menujunya saja sedang dilalui, padahal Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita :
“Janganlah mendekati zina”

Wahai saudariku, biarlah engkau kehilangan pacar karena Allah daripada kehilangan Allah karena pacar
Wahai saudariku, mau sampai kapankah tergiur dengan kesenangan sesaat saat pacaran, sedangkan dosa yang ditimbulkan akan dirasakan berkepanjangan ?
Wahai saudariku, apakah (engkau) menolak surga ?

“kurangilah kesenanganmu pada dunia agar berkurang kedukaanmu di akhirat”
Imam Syafi’i

Aku yakin masih ada cinta kepada-Nya yang tidak pernah hilang dari hatimu, maka :

“Mulailah, Mulailah memperbaiki diri karena Allah Ta’ala”

No comments:

Post a Comment