Ketika
semangat menghafalku adalah untuk mengejar teman-teman yang sudah mendahuluiku,
akhir yang ku rasa adalah kehampaan meski aku berhasil mengunggulinya, hingga
akhirnya akupun berusaha menutup sumber semangat ini.
Dan
ketika semangat menghafalku benar-benar ku murnikan hanya karena Allah, aku
merasa hatiku penuh dengan rasa yang tak ku mengerti, namun sumber semangat ini
masih sulit bertahan, tetapi aku harus yakin bahwa Allah akan memudahkan,
inilah yang menguatkanku.
Aku
berusaha meninggalkan ketergesa-gesaan, aku berusaha mendalami bahasa arab dan
ilmu tafsir adalah karena ingin mentadabburi Al-Qur’an, tidak ingin hanya
sekedar hafal namun maknanya tak teresapi, itulah rasanya hampa.
Ya
Allah…
Jadikanlah
Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya didadaku dan pengusir kesedihanku.
No comments:
Post a Comment