Ketika
aku mencoba melupakan semua kenangan yang tidak sesuai harapanku, yang ku rasa
selama itu adalah kehampaan dan kesendirian. Ketika aku melihat video aku dan
teman-temanku di masa lalu, membaca kembali diary ku, aku merasa semua kenangan
itu mengalir kembali dalam ingatanku dan aku merasa memiliki banyak hal. Aku
tidak bisa melupakan masa laluku setidak menyenangkan apapun itu dan sedalam
apapun aku mencoba menguburnya kini aku mulai berfikir untuk membiarkan
kenangan itu berjalan bersama kehidupanku saat ini, bukan untuk membuatku
berandai-andai apalagi menyesali, namun untuk memicu semangatku dan pelajaran
untuk generasi yang akan datang.
[Kenangan
Ujian Masuk Perguruan Tinggi]
Saat
aku tidak tahu apa itu cita-cita, ibu temanku sekehendaknnya menuliskan bahwa
cita-citaku dalam buku kenangan TK adalah polwan, itu tidak benar, aku tidak
pernah ingin menjadi polwan, dan saat aku mulai mengerti apa itu cita-cita, aku
mulai bercita-cita untuk menjadi guru dan cita-cita itu tetap terjaga hingga
saat ini, itulah alasan aku memilih kampus pendidikan.
Saat
ujian masuk Perguruan Tinggi 3 tahun yang lalu, aku hanya mencoba 2 kampus, UNJ
prodi pendidikan kimia dan UIN prodi pendidikan kimia, prioritasku adalah UNJ
prodi pendidikan kimia.
SNMPTN
undangan, SNMPTN tulis dan ujian mandiri, aku melakukan semuanya untuk kedua
kampus tersebut.
Hasilnya,
aku gagal total pada SNMPTN undangan.
Sebelum
pengumuman hasil SNMPTN tulis, aku mencoba jalur mandiri UIN. Saat pengumuman
hasil SNMPTN tulis, aku diterima di UIN, namun aku melepaskannya dan mencoba
jalur mandiri UNJ.
Akhirnya,
aku lolos seleksi tahap 1 jalur mandiri UNJ. Selanjutnya adalah tahap
wawancara, ada 2 pertanyaan yang seakan masih hangat dalam ingatan, pertanyaan
terkait cita-citaku, aku katakan bahwa aku ingin menjadi Menteri Pendidikan,
hhe, aku serius saat itu. Kemudian pertanyaan terkait alasan memilih UNJ,
seketika aku merasa sesak dan berkaca, teringat keputusan yang telah ku ambil
dan resiko yang akan ku jalani. Sebenarnya aku merasa malu mengingat ini, namun
sekarang semua itu menjadi kenangan yang membuatku tersenyum sendiri ketika
mengingatnya.
Saat
itu yang mewawancaraiku adalah seorang dosen. Sebenarnya aku kurang yakin,
namun sepertinya beliau kini adalah Pembimbing Akademik ku.
Depok,
13 September 2015
No comments:
Post a Comment