07
September 2015, aku mulai latihan mengajar di MAN 3 Jakarta. Aku mengajar di
kelas XI IPA 1 Rombel 1, total semuanya 20 siswa, 13 perempuan dan 7 laki-laki.
Di awal pertemuan, saat akan pulang, aku telah mengatakan, “ anak laki-lakinya
tidak perlu salaman ya : ) “. Sejak hari itu, semua anak laki-laki langsung
duduk/langsung pulang, tidak seperti anak perempuannya yang salaman terlebih
dahulu.
Aku
tidak tahu bahwa mereka tahu atau tidak alasan aku menolak untuk salaman, aku
tidak memberitahu mereka, karena sudah seharusnya mereka tahu.
Hari
ini aku dibuat tersenyum oleh murid-muridku ini, 3 orang laki-laki, ketika akan
pulang, mungkin karena tidak terbiasa ‘nyelonong’ gitu aja, ada yang
memanggilku, “Bu” sambil meletakan tangan di dadanya, isyarat salaman tanpa
menyentuh. Yang lain berkata, “Ibu, pamit” juga sambil meletakan tangan di
dadanya. Refleks aku berkata, “Pintar”. Hatiku berdo’a, semoga mereka menjadi
pemuda yang shaleh.
Ini
jadi mengingatkan aku, saat salamanku ditolak oleh seorang dosen. Semoga semakin
banyak yang mengetahui dan mengamalkan, bahwa ada makna hadits “Tertusuknya kepala salah seorang diantara
kalian dengan jarum besi itu lebih baik daripada menyentuh wanita yang bukan
mahramnya.”
No comments:
Post a Comment