Sebagian orang yang memiliki perangai kurang terpuji, setiap kali dinasehati,
terkadang ia merespon, “memang seperti inilah sifatku, mau bagaimana lagi?”
seakan-akan ia meyakini bahwa perangai tak mungkin bisa diubah.
Bagaimana mungkin kita meyakini bahwa perangai tak mungkin bisa diubah
sedangkan kita tahu bahwa perilaku hewan saja bisa diubah, singa yang buas jika
dilatih bisa menjadi jinak. Seandainya akhlak/perangai tidak bisa diubah tentu
wasiat berbuat baik, nasehat dan pengajaran adab tidak ada gunanya.
Rasulullah –Shalallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
“Sesugguhnya ilmu diraih dengan belajar, dan kelembuatan
sikap diraih dengan terus berupaya untuk bersikap lembut. Barang siapa berupaya
menggapai kebaikan niscaya dia akan diberi kebaikan itu, dan barang siapa
menjaga diri dari keburukan niscaya dia akan dijaga dari keburukan itu.”
[HR. Ath-Thabrani dihasankankan oleh syaikh al-Albani]
Bukti paling nyata dalam hal ini adalah para sahabat Rasulullah. Sebelum beliau
diutus, mereka tidak ubahnya seperti orang arab pada umumnya: keras, kaku,
kasar. Namun setelah masuk islam dan hati mereka disinari cahaya keimanan,
tabiat mereka segera berubah menjadi lembut dan akhlak mereka menjadi baik. Bahkan
mereka menjadi teladan dalam kepedulian terhadap sosial, keluhuran budi,
kedermawanan, kelembutan sanubari dan akhlak-akhlak terpuji lainnya.
#Aktualisasi Akhlak Muslim (Ummu Ihsan dan Abu Ihsan al-Atsari) dengan
redaksi penulis
No comments:
Post a Comment