Wednesday, 20 February 2019

Ceritakan pada Allah

Kajian pekan ini, ustadz berkata "Cerita itu penting, kalau ga penting ga mungkin Allah perintahkan"

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Ceritakan dimana?
Ceritakan untuk diri sendiri, ceritakan nikmat hari ini, ceritakan nikmat pekan ini. Cerita pada diri sendiri, tidak perlu cerita ke anak atau suami.

Kemudian ustadz menceritakan tentang orang yang tuli yang pernah ditanya, "Mau ga bisa dengar?"

"Ya, untuk mendengar lantunan ayat suci, walaupun hanya lima menit"
---
Wahai jiwaku....

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Monday, 18 February 2019

Memiliki Banyak Hal

Kamu memiliki banyak hal, kamu memiliki Allah, kamu bersama Al-Qur'an, kamu memiliki orang tua yang lengkap, saudara, guru, murid, teman-teman, yang mana mereka dekat dan selalu bersamamu, kamu memiliki kecukupan sandang, pangan dan papan, serta memiliki kondisi fisik yang baik, bisa melihat, mendengar, berbicara, menulis, dan lain-lain.

Kalau hidupmu terasa sempit, bertanyalah pada dirimu sendiri, nikmat Allah yang manakah yang engkau dustakan?

Yakinlah, Allah pasti akan menggantikan dengan yang lebih baik dari apa yang telah Ia ambil dari hidupmu, janji Allah itu pasti terwujud. Allah lebih tahu yang terbaik bagimu. Teruslah perbaiki dan tingkatkan ibadahmu untuk-Nya, hanya untuk-Nya.

Semoga Allah selalu menjaga hatimu untuk selalu dekat dengan-Nya

Di bawah sinar purnama
RQ, di antara dua halaqah
Selasa, 19 Februari 2019 04.20 WIB

Saturday, 16 February 2019

Beres-beres

Sebelum liburan sudah bilang sama diri sendiri, nanti mau beres-beres kamar plus ngurangin isinya. Sejak hari pertama libur sudah mondar-mandir terus, akhirnya baru malam ini mulai beres-beres kamar, jam 22.00-00.00 WIB kemudian tidur, jam 8 pagi lanjut lagi sampai zuhur, sekarang istirahat dulu, hayati mabuk.

Memikirkan mau dibuang atau engganya itu lho yang lama, sayang, banyak kenangan pada catatan-catatan dan barang-barang itu, belum lagi kalau dibaca-baca dulu, terus teringat orang yang berhubungan dengan catatan atau barang itu, terus menghubungi orang itu, kayanya butuh dua hari buat beres-beres.

Mau mengurangi isi kamar agar beres-beres berikutnya tidak terlalu makan waktu karena disaat yang sama tidak betah dan malu kalau berantakan, masyaallah salut sama orang yang bisa menjaga kerapian, tolong ajarkan ana.

Pelajaran dari pengalaman beres-beres ini, kalau mau selalu rapi, mungkin jangan terlalu banyak barang yang tidak dibutuhkan, berusaha agar menggunakan wadah tertutup agar intensitas terkena debu berkurang, kalau memang sudah tidak mampu menjaga harus tega membuang, namun kadang aku suka mikir, mungkin kapan-kapan ini bisa dipakai atau mungkin ini bisa diperbaiki, akhirnya menumpuk dan berdebu, akhirnya lagi-lagi hanya sedikit yang aku buang, harus ikhlas menjalaninya, ingat Allah suka keindahan.

Memang, memikirkan yang paling enak itu adalah memikirkan Allah, Al-Qur’an, Alam, kehidupan Rasulullah dan sahabatnya.

Wednesday, 13 February 2019

Pengalaman Menghafal Mufrodat

"Ketahuilah, tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu." Itulah nasehat ustadzah yang selalu menyemangatiku untuk terus belajar.

Aku mulai menghafal mufrodat (kosakata bahasa arab) sejak MI, SMP, lalu MA. Kekurangan pada masa ini adalah mufrodat yang didapat sesuai dengan teks yang sedang dipelajari, random dan sedikit.

Aku pernah menghafal mufrodat di perjalanan menuju kampus, malamnya aku tulis 5 kosakata di lebel, kemudian lebel tersebut aku tempel di motor, di speedometer.

Kekurangan belajar dengan menempelkan lebel di speedometer adalah yang sudah dihafal sebelumnya tidak termuroja'ah, karena setiap hari lebelnya selalu dicopot lalu diganti, dan tidak tercatat apa yang sudah dihafal, mungkin selanjutnya jika ingin metode ini, harus punya rekapan apa yang sudah dihafal.

Berikutnya aku pernah mencoba menghafal mufrodat dengan metode kocokan, sebut saja seperti itu. Aku foto kopi bagian buku yang ingin ku hafal mufrodatnya, lalu aku tempel di dinding, aku tulis lagi mufrodat tersebut dalam kertas kecil, satu kertas satu kata, lalu digulung dan dimasukan ke suatu tempat, bisa gelas atau selainnya.

Kekurangan metode ini adalah keistiqomahan dalam memuroja'ah.

Berikutnya aku menghafal mufrodat di Rumah Qur'an, alhamdulilah ini adalah proses belajar terbaik yang pernah aku alami, karena ada ustadzah dan ada teman-teman seperjuangan. Walau lelah dan mengantuk, karena setorannya malam, namun tetap berusaha menghafal dan muroja'ah, dan yang paling membahagiakan adalah ketika awalnya merasa berat muroja'ah walau hanya 10 kata, namun karena ditekan oleh sistem untuk terus muroja'ah akhirnya alhamdulillah tidak kaget lagi dengan setoran 100 kata sekali duduk. Pengalaman paling banyak adalah 500 kata sekali duduk, yaitu ketika ujian.

Sekarang sudah selesai level 6 (600 kata), belum menambah, muroja'ah dulu sampai mutqin. Alhamdulilahiladzi bini'matihi tatimushalihat.

Aku tidak berhenti menambah mufrodat, aku menambah sendiri mufrodat dengan membaca buku mini, sejenis kamus santri.

Aku juga mencoba menambah mufrodat dengan menempelkan kartu mufrodat dari BISA, namun ternyata kurang berjalan, suka lupa mengganti kartunya.

Kemudian aku teringat program JODOH, menghafal satu hari satu hadits, akhirnya aku mencoba menggunakan metode tersebut untuk menghafal mufrodat bersama saudariku, satu hari satu mufrodat plus muroja'ah tiga mufrodat sebelumnya, setiap Senin-Sabtu kemudian Ahadnya muroja'ah semua. 1 level 50 mufrodat dengan 30 Fi'il dan 20 Isim.

Alhamdulillah Allah mudahkan kami dan pekan ini adalah pekan terakhir level 1.

Alhamdulillah atas segala nikmat.

Tuesday, 12 February 2019

Kamu Pilihan Allah

Kamu, wahai para penghafal Al-Qur'an adalah manusia pilihan Allah.

Maka, janganlah kamu bersikap lemah, jadilah orang yang kuat mental, tahan banting dan paling sabar, janganlah kamu melalaikan kewajibanmu dalam menjaga amanah ilmu atau hafalan yang telah Allah titipkan kepadamu.

Kamu, wahai jiwaku adalah pilihan Allah, Allah memilihmu untuk menjaga ayat-ayat-Nya. Ketika kamu tenggelam dalam target-target duniawimu, Allah memanggilmu untuk kembali, kembali menjadi hamba Allah, pelayan untuk Allah.

Jika kamu berpaling dan berkhianat, Allah akan gantikan kamu dengan orang yang lebih baik darimu.

Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya.

Yakinlah, imanmu pasti akan diuji.

Jika kamu berusaha untuk bersabar, maka Allah akan menganugerahkan kesabaran kepadamu.

Allah pemilik semua kerajaan, Allah Al-Ghaniy wa antum Al-Fuqara.

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Kamu terpilih untuk menjadi salah satu hamba Allah, maka jadilah sebaik-baiknya hamba.

Pengalaman Pertama ke Pamijahan

Pekan ini libur, aku bersama temanku berkunjung ke rumah ustadzah kami di Pamijahan, Bogor, sekalian mau melihat anak Ummu yang keempat, dan mau melihat Kampung Bahasa Arab BISA.

Kami mengendari bitem, perginya aku yang mengendarai. Ketika sedang mengendarai, aku melihat betapa besarnya gunung di hadapanku, kemudian aku mencoba fokus mengendarai lagi, seketika aku melihat beberapa motor yang berada jauh di depanku, terlihat sangat kecil dihadapan gunung yang besar itu, seketika Allah sadarkan hatiku, tidak pantas kita sebagai manusia itu sombong, apa yang kita miliki?, kita sangat kecil, jika Allah menghendaki gunung itu menghimpit atau menimpa kita, apa daya kita untuk menghindarinya.

Setalah dua jam perjalanan, tibalah kami di Pamijahan, lalu main sama Jahid dan aku semakin sadar kalau anak laki-laki itu memang masyaallah, suka naik-naik ke tempat tinggi, kemudian kami memetik jamur tiram dan aku baru engeh ternyata seperti itu cara menanamnya (jalan-jalan yang menyenangkan bagiku adalah jalan-jalan ke tempat proses produksi), disuruh naik kuda, entah kenapa aku takut melihat kuda, apalagi menaikinya, walaupun ada rasa ingin, kapan-kapan saja, insyaallah.

Di belakang rumah Ummu ada kolam renang, namun di ruang terbuka. Ada juga kelici, burung dara, kambing, kuda, dan masih banyak lagi, belum sempat lihat-lihat semuanya, sempat melewati Asrama I’dad Muallimat untuk akhwat namun belum sempat lihat SMPIT BISA.

Oh iya, menjelang siang, ketika kami sedang nonton youtube, Jahid tidak sengaja menyenggol botol minyak lalu botol itu jatuh dan pecah, Jahid terdiam setelah sebelumnya aktif kesana-kemari, aku menangkap Jahid merasa bersalah, namun belum tahu apa yang harus ia perbuat, kami semua juga terdiam sejenak, tidak ada sepatah katapun diantara para penonton youtube yang menyalahkan Jahid. ketika aku memintanya menjauh agar tidak terkena serpihan kaca, tiba-tiba ia menangis, mungkin Jahid merasa aku memarahinya, lalu ia mencari Abi/Uminya. Serpihan kacapun selesai dibersihkan, Jahid hanya menangis sebentar, ia diam sendiri, kemudian makan kuwaci lagi, beberapa kali aku mendapati ia mengatakan Jahid bisa nih, termasuk buka kulit kuwaci dan pindah dari ayunan ke tiangnya ayunan, tanpa melewati tanah. Baarakallahu fiih.

Waktu berlalu begitu cepat dan tak terasa, terakhir bertemu Jahid itu ketika Jahid baru belajar berjalan (sekarang usianya kalau tidak salah sudah 3 tahun) dan Farah (sepupu Jahid) masih dalam buaian, belum jalan, kini keduanya sudah besar, masyaallah. Itu berarti aku juga sudah semakin tua.

Tinggal di desa memang indah untuk pemandangan dan udaranya, namun seperti biasa masih sering terdengar berita pencurian, juga jauh dari pusat kesehatan, perbelanjaan, dll.

Jazaahallahu khayra untuk saudariku yang telah menemani.
Jazaahallahu khayra untuk Ummu dan keluarga yang selalu terbuka dengan kedatangan kami
Semoga Allah selalu menjaga kaum muslimin
Baarakallahu fiikum

Wanita yang Shalehah

QS. An-Nisa : 34

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّـٰلِحَـٰتُ قَـٰنِتَـٰتٌ حَـٰفِظَـٰتٌۭ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّـٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّۭا كَبِيرًۭا

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Saturday, 9 February 2019

Bertaubatlah!

Bertaubatlah engkau wahai jiwaku
Dari seluruh noda maksiat yang bersarang dalam hidupmu

Takutlah engkau kepada Allah atas apa yang ada di dalam batinmu

Thursday, 7 February 2019

Kekuasaan Manusia

Aku baru engeh kalau di jalan banyak bendera partai, seketika aku tersadar, sebentar lagi akan di selenggarakan pemilihan presiden.

Sebagian manusia berkampanye mencari dukungan massa, seketika Allah hubungkan ingatanku dengan hadits arbain yang ke-24, Allah sadarkan hatiku akan lemahnya kekuasaan manusia.

Kekuasaan manusia, tergantung banyak sedikitnya pendukung, pro dan kontra nya manusia, taat atau tidaknya pada pemimpin, namun kekuasaan Allah sama sekali tidak terpengaruh dengan ketaatan semua manusia yang paling taat sekalipun, kekuasaan Allah tidak akan bergeser walau semua manusia keadaannya seperti manusia yang paling juara dalam kemaksiatannya sekalipun.

Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimishalihat

Saturday, 2 February 2019

Semoga Allah Berkahi

Semua telah Allah takdirkan, baik yang terluput ataupun yang ditetapkan, sekali-kali tidak akan meleset, selalu berhusnu dzan kepada Allah, yakinlah bahwa Allah lebih sayang dengan hamba-Nya daripada sayangnya ia terhadap dirinya sendiri.

Ada hikmah dibalik semua roda kehidupan yang kita jalani yang tidak semua hikmah itu kita dapat kita pahami saat itu juga.

Aku tahu bahwa di jalan tiga putra Meruyung itu ada sebuah mushalla kecil, aku tidak tahu sama sekali siapa yang merenovasi itu sehingga menjadi mushalla yang nyaman dilihat, terakhir kali aku lewat jalan itu, aku melihat spanduk yang isinya bahwa akan ada kajian Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA dan aku baru engeh kalau sekarang bangunan musholla itu sudah lebih luas dan depannya sudah ada tulisan Masjid As-Sunnah, baarakallahu fiihim.

Alhamdulillah, ada kajian ilmiah yang sangat dekat dari tempat tinggal kami, alhamdulilah ibu hadir di antar Akbar, baarakallahu fiihuma.

Semoga Allah Berkahi kegiatan di Masjid As-Sunnah tersebut, semoga dakwah tauhid semakin meluas, semoga sunnah nabi terang benderang di masyarakat.

Semoga banyak anak-anak yang sejak kecil sudah kuat tauhid nya, teguh untuk menegakkan sunnah nabi.

Ketika orang tua kita belum mengajari kita tauhid atau membimbing kita menghafal Al-Qur'an ataupun membiasakan diri kita untuk berhias dengan sunnah nabi, berhusnudzanlah bahwa Allah ingin mengajarkan langsung kepada kita.

Menjadi Santri

Selepas membaca artikel tentang santri entah kenapa jadi senyum-senyum sendiri, meski aku bukan santri seutuhnya, namun hidup bersama santri lain membuat aku memahami sulit dan senangnya kehidupan pondok.

Jadi ingat, malam-malam hujan deras, kami ingin kembali ke kamar namun tidak ada payung, sebenarnya ada payung, namun kami takut menggunakannya karena belum izin, akhirnya beberapa orang tetap berdiri memikirkan terobos saja atau adakah cara lain, beberapa santri langsung terobos saja, ada juga yang menerobos hujan sambil membawa ember cucian, masyaallah, beberapa santri berupaya memilih jalan yang minim terkena hujan namun akhirnya sama saja, basah juga, dan ada tiga santri yang akhirnya tak ada payung nampan-pun jadi.

Berbeda rasanya ketika aku hidup di pondok sebagai pengajar/musyrifah dengan kehidupan sebagai santri. Kehidupan di pondok yang tingkat ekonomi keluarganya rata-rata di atas juga berbeda dengan kehidupan pondok yang rata-rata tingkat ekonomi nya menengah atau ke bawah.

Ketika masih menjadi mahasiswi aku juga nyantri bersama mahasiswi lain, tentu rasanya berbeda, kini aku nyantri bersama teman-teman yang kebanyakan usia SMP atau SMA rasanya seperti mengulang masa SMP dan SMA.

Semoga adik-adik ku Allah lembutkan hatinya untuk menjadi santri.

Nilai Oh Nilai

Nilai oh nilai, ternyata ia punya banyak cerita dan ia-pun mampu mengubah suasana hati -biidznillah-, alhamdulilah atas segala hikmah yang Allah sadarkan padaku.

Ketika aku tidak menetapkan standar minimal nilai yang ingin ku dapat, aku tidak kecewa berapapun nilai yang ku dapat, aku-pun memandang berlebihan jika sampai menangis hanya karena nilai yang tidak sesuai harapan, baik untuk diri sendiri ataupun orang lain.

Namun ketika aku menetapkan standar nilai untuk diriku sendiri, dan aku tidak dapat memenuhi standar itu ada rasa kecewa yang hendak singgah di dalam hati. Dan kini aku-pun mengerti perasaan teman-teman ku yang menangis karena nilai yang didapat tidak sesuai harapan.

Alhamdulillah, Allah segera mengobati hati yang hampir menyempit itu melalui nasehat ustadzah. Luruskan niat, ambil hikmahnya.

Niat itu memang harus selalu diperbaiki.

Perkataan Amirul Mukminin Umar bin Khathab rasanya seperti obat, "Aku tidak peduli dengan keadaan susah atau senang ku karena aku tidak tahu mana di antara keduanya itu yang lebih baik bagiku"

Teruslah berusaha semaksimal mungkin, lalu serahkan hasilnya kepada Allah, bukankah seperti itu makna tawakkal?

Ingatlah dengan baik wahai jiwaku nasehat dari gurumu, yang paling penting adalah kebermanfaatan.

Jagalah hatimu agar selalu dalam ketenangan.