Alhamdulillah,
bisa mengaji bersama ibu adalah nikmat yang harus disyukuri, walaupun belum
bisa rutin, namun alhamdulillah ketika aku mengajak ibu, ibu selalu
bersemangat, tidak pernah menolak, baarakallahu fiiha. Alhamdulillah liburan
ini Allah menghendaki kami mengaji di Masjid Puri Cinere, ini kedua kalinya aku
kesana, pertama kalinya bersama ibu dan pertama kalinya datang langsung pada
kajian yang disampaikan oleh ustadz Nuzul. Akhirnya.
Kajian
dimulai pukul 10.00 WIB, aku perkirakan butuh waktu 30 menit untuk sampai sana,
aku lupa kalau aku akan boncengan, seharusnya aku perkirakan lebih dari 30
menit, karena mengira akan macet dan aku tidak ingin ketinggalan materi, aku
jadi berdo’a semoga ustadz telat. Akhirnya aku berangkat pukul 09.35 sampai
sana aku tidak melihat jam, langsung shalat sunnah dan ketika duduk ku lihat
jam 10.05, ustadz belum datang.
Beberapa
menit kemudian ustadz datang, sebelum menyampaikan materi, beliau minta maaf
karena telat, padahal beliau sudah keluar dari rumah jam 06.00, kemudian
melakukan terapi dulu, beliau sedang kurang sehat. Syafahullah, la ba sa
thahurun insyaallah. Jazahullahu khairan, beliau tidak membatalkan kajian, aku
sendiri sudah mempersiapkan diri jika kajian batal.
Aku
kira kajian tentang fiqih wanita, aku sudah senang sekali, karena aku merasa paling
lemah pada pelajaran ini, ternyata mengaji tentang sifat-sifat orang beriman. Beberapa
hal yang harus ku ingat (dan berusaha untuk mengamalkan) tentang sifat-sifat
orang beriman:
Sifat
pertama, orang beriman itu kuat agamanya, pendiriannya kuat jika memang jelas
dalilnya. Misal ketika ditekan suami untuk lepas hijab, orang beriman itu tidak
goyah, tidak ada alasan untuk labil.
“Sumayah
telah mencatatkan namanya sebagai syahid pertama dalam islam” perkataan ustadz
membuat aku merasa sangat payah, apa yang sudah ku lakukan untuk islam?
Sifat
kedua, berani yang diselimuti kelembutan, karena keberanian ga harus
diungkapkan dengan cara yang kasar. Ada istilah lin dan rifku. Kalau lin lebih
ke lisan sedangkan rifku lebih ke sikap. Tantangan datang ke kajian yaitu harus
semakin kuat imannya, semakin berani tetapi juga harus semakin lembut.
Ingat
ya Dila, kelembutan itu bagian dari sunnah nabi, QS. Ali Imran 159. Ayat ini
menjelaskan kunci sukses berinteraksi dengan orang lain. Selevel sahabatpun ga
bisa kalau nabi kasar.
Nabi
Ibrahim diancam ayahnya, namun Nabi Ibrahim membalas dengan perkataan yang
baik, QS. Maryam : 46-47
Seorang
ulama, ketika lawan debatnya kalah argumen, lawan debat itu meludahinya, namun ulama
tersebut tidak marah, ia menjelaskan bahwa air ludah itu suci jadi untuk apa
marah.
Islam
itu tinggi, seorang muslim itu levelnya tinggi, orang berkelas itu ga kasar.
Penjahat berkelaspun mainnya ga kasar.
Semoga
Allah menganugerahkan kepadaku dan kaum muslimin kelembutan. Semoga ini membuat
aku ingat untuk tidak memancing amarah anak abg labil di rumah. Hanya ada 2
pilihan, diam atau berkata baik, kasar bukan pilihan. Walaupun aku sudah
memutuskan memilih berkata baik, ustadz benar, pada prakteknya, banyak yang
tergelincir, oke anggap ini latihan pertama, tetap berkata baik sama anak abg
labil di rumah.
Sifat
ketiga, beriman dengan keyakinan, tidak ragu sedikitpun. Harus mencontoh
Khadijah, ketika suaminya pulang dalam kondisi tidak biasa, khadijah ga panikan
dan langsung meyakini apa yang terjadi pada suaminya. Coba renungkan, yang nabi
cari adalah isterinya, bukan Abu Bakar ataupun Abu Thalib. Harus mencontoh
Hajar, ketika ditinggal suaminya di lembah batu karena perintah Allah, ia
berkata, kalau begitu Allah ga akan sia-siakan kita. Juga latihan agar punya
iman seperti Abu Bakar, sebagimana kisah Isra’ Mi’raj.
Orang-orang
besar adalah orang yang mampu melihat masalah sebagai peluang.
Orang
itu mayoritasnya menjadi orang besar setelah melewati masa kecil atau masa muda
yang tidak mudah.
Ada
kaidah : “Barang siapa yang masa awalnya sulit, maka endingnya akan cemerlang”
Catatan
ini hanya sebagai pengingat pribadi, karena insyaallah setiap bulan aku suka
membaca atau membuat tulisan di blog ini, aku tidak berniat meresume kajian,
karena pasti banyak sekali tulisan yang terlewatkan. Kalau untuk catatan
kajian, iya yah, kenapa aku belum punya jadwal khusus untuk muroja’ah catatan
kajian, paling membaca catatan kajian kalau aku sedang merapikan buku atau
memindahkan rak buku.
Senin,
09 Juli 2018 20.28 WIB
Waktu
ujian tahfidz semakin dekat
No comments:
Post a Comment