Saturday, 21 July 2018

Wujud dari Harapan (Mengaji Bersama Ibu)


Alhamdulillah, bisa mengaji bersama ibu adalah nikmat yang harus disyukuri, walaupun belum bisa rutin, namun alhamdulillah ketika aku mengajak ibu, ibu selalu bersemangat, tidak pernah menolak, baarakallahu fiiha. Alhamdulillah liburan ini Allah menghendaki kami mengaji di Masjid Puri Cinere, ini kedua kalinya aku kesana, pertama kalinya bersama ibu dan pertama kalinya datang langsung pada kajian yang disampaikan oleh ustadz Nuzul. Akhirnya.

Kajian dimulai pukul 10.00 WIB, aku perkirakan butuh waktu 30 menit untuk sampai sana, aku lupa kalau aku akan boncengan, seharusnya aku perkirakan lebih dari 30 menit, karena mengira akan macet dan aku tidak ingin ketinggalan materi, aku jadi berdo’a semoga ustadz telat. Akhirnya aku berangkat pukul 09.35 sampai sana aku tidak melihat jam, langsung shalat sunnah dan ketika duduk ku lihat jam 10.05, ustadz belum datang.

Beberapa menit kemudian ustadz datang, sebelum menyampaikan materi, beliau minta maaf karena telat, padahal beliau sudah keluar dari rumah jam 06.00, kemudian melakukan terapi dulu, beliau sedang kurang sehat. Syafahullah, la ba sa thahurun insyaallah. Jazahullahu khairan, beliau tidak membatalkan kajian, aku sendiri sudah mempersiapkan diri jika kajian batal.

Aku kira kajian tentang fiqih wanita, aku sudah senang sekali, karena aku merasa paling lemah pada pelajaran ini, ternyata mengaji tentang sifat-sifat orang beriman. Beberapa hal yang harus ku ingat (dan berusaha untuk mengamalkan) tentang sifat-sifat orang beriman:
Sifat pertama, orang beriman itu kuat agamanya, pendiriannya kuat jika memang jelas dalilnya. Misal ketika ditekan suami untuk lepas hijab, orang beriman itu tidak goyah, tidak ada alasan untuk labil.

“Sumayah telah mencatatkan namanya sebagai syahid pertama dalam islam” perkataan ustadz membuat aku merasa sangat payah, apa yang sudah ku lakukan untuk islam?

Sifat kedua, berani yang diselimuti kelembutan, karena keberanian ga harus diungkapkan dengan cara yang kasar. Ada istilah lin dan rifku. Kalau lin lebih ke lisan sedangkan rifku lebih ke sikap. Tantangan datang ke kajian yaitu harus semakin kuat imannya, semakin berani tetapi juga harus semakin lembut.

Ingat ya Dila, kelembutan itu bagian dari sunnah nabi, QS. Ali Imran 159. Ayat ini menjelaskan kunci sukses berinteraksi dengan orang lain. Selevel sahabatpun ga bisa kalau nabi kasar.

Nabi Ibrahim diancam ayahnya, namun Nabi Ibrahim membalas dengan perkataan yang baik, QS. Maryam : 46-47

Seorang ulama, ketika lawan debatnya kalah argumen, lawan debat itu meludahinya, namun ulama tersebut tidak marah, ia menjelaskan bahwa air ludah itu suci jadi untuk apa marah.

Islam itu tinggi, seorang muslim itu levelnya tinggi, orang berkelas itu ga kasar. Penjahat berkelaspun mainnya ga kasar.

Semoga Allah menganugerahkan kepadaku dan kaum muslimin kelembutan. Semoga ini membuat aku ingat untuk tidak memancing amarah anak abg labil di rumah. Hanya ada 2 pilihan, diam atau berkata baik, kasar bukan pilihan. Walaupun aku sudah memutuskan memilih berkata baik, ustadz benar, pada prakteknya, banyak yang tergelincir, oke anggap ini latihan pertama, tetap berkata baik sama anak abg labil di rumah.

Sifat ketiga, beriman dengan keyakinan, tidak ragu sedikitpun. Harus mencontoh Khadijah, ketika suaminya pulang dalam kondisi tidak biasa, khadijah ga panikan dan langsung meyakini apa yang terjadi pada suaminya. Coba renungkan, yang nabi cari adalah isterinya, bukan Abu Bakar ataupun Abu Thalib. Harus mencontoh Hajar, ketika ditinggal suaminya di lembah batu karena perintah Allah, ia berkata, kalau begitu Allah ga akan sia-siakan kita. Juga latihan agar punya iman seperti Abu Bakar, sebagimana kisah Isra’ Mi’raj.

Orang-orang besar adalah orang yang mampu melihat masalah sebagai peluang.

Orang itu mayoritasnya menjadi orang besar setelah melewati masa kecil atau masa muda yang tidak mudah.

Ada kaidah : “Barang siapa yang masa awalnya sulit, maka endingnya akan cemerlang”

Catatan ini hanya sebagai pengingat pribadi, karena insyaallah setiap bulan aku suka membaca atau membuat tulisan di blog ini, aku tidak berniat meresume kajian, karena pasti banyak sekali tulisan yang terlewatkan. Kalau untuk catatan kajian, iya yah, kenapa aku belum punya jadwal khusus untuk muroja’ah catatan kajian, paling membaca catatan kajian kalau aku sedang merapikan buku atau memindahkan rak buku.

Senin, 09 Juli 2018 20.28 WIB
Waktu ujian tahfidz semakin dekat

No comments:

Post a Comment