Aku berusaha untuk
selalu memperbaiki tujuan hidupku, juga berusaha untuk selalu memperbaiki
jalan-jalan guna mencapai tujuan hidupku itu.
Tujuan hidupku adalah
kebahagiaan di akhirat kelak, jalan-jalannya adalah amalan-amalan yang akan
mengantarkan aku padanya, dan alat untuk mengetahui amalan-amalan itu adalah
ilmu.
Ilmu >> Amalan
yang baik >> Pahala >> Surga >> kebahagiaan abadi
Namun jalan itu tidak sesederhana
rangkaian diatas, untuk mendapatkan ilmu saja sudah penuh dengan rintangan yang
menghalangi jalan, entah itu kemalasan ataupun alasan lain, butuh kekuatan
untuk melawan rintangan tersebut, maka akan terasa sekali bahwa do’a akan
menjadi senjata untuk memeranginya.
Amalan yang baik, kita
mungkin sudah beramal, kita shalat, puasa dan mengerjakan kebaikan-kebaikan
lain, namun apakah Allah Ta’ala menerima semua amalan tersebut sehingga kita
merasa aman ?
Mengutip perkataan ulama
:
“Apa yang dapat
memberikanmu rasa aman, apabila kelak amalanmu dihadapan Allah tidak ada
nilainya?”
Syarat diterimanya
amalan adalah Ikhlas karena Allah Ta’ala dan Ittiba’ (sesuai yang di contohkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam)
Apabila kita ingin amalan
menjadi sempurna, maka ditambah syarat :
Berpegang teguh
(Istiqomah) dan bersegera untuk melakukannya
Pahala, pahala kita akan
tergantung pada niat kita, maka aku mengutip perkataan ulama kembali :
“Pelajarilah niat,
karena ia lebih utama daripada amalan”
Yang ku ketahui, cara menyempurnakan niat yaitu :
Pertama berniat untuk melakukan amalan tersebut,
kedua mengikhlaskan amalan tersebut karena Allah, dan yang ketiga adalah tujuan
melakukan amalan tersebut.
Catatan : sebisa mungkin
untuk memperbanyak tujuan tersebut, semoga dengan demikian pahala tersebut
berlipat.
Dan sependek ilmuku ini,
amalan yang aku ketahui pahalanya tanpa batas adalah puasa, sabar dan
memaafkan.
Dengan penuh harapan dan
rasa takut apabila tidak mendapatkannya, semoga kita termasuk orang yang beruntung.
2 Syawal 1435
No comments:
Post a Comment