Thursday, 31 July 2014

Karya 12 [Membaca]

Zaman Terbalik 01

Tentang Batasan Aurat

Kebanyakan dari kita pasti sudah tahu bahwa batas aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan, sedangkan batas aurat laki-laki mulai dari pusar hingga lutut -apabila dalam perkara ini ada khilaf, namun ini yang aku pegang-

Jadi, pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya, sedangkan untuk laki-laki boleh-boleh saja pakai kaos dan celana pendek.
Namun, bagaimana kenyataannya ?

Kenyataannya adalah Laki-lakinya yang malah menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala dan kedua telapak tangannya (coba perhatikan orang-orang yang memakai jas, apa yang tidak tertutupi darinya ?)
Itu bukan sesuatu yang buruk, bahkan aku menganggap itu baik, tetapi masalahnya bukan disana.

Nah, bagaimana dengan wanitanya ?

Ini bukan rahasia bukan ? justru wanitanya yang ‘seakan’ batasan aurat untuknya adalah batasan aurat untuk laki-laki, yang digunakan adalah rok mini atau celana mini lagi ketat juga kaos pendek lagi ngepress dan memuai.

Bukankah ini bertolak belakang dengan syariat -dengan perintah Allah Ta'ala- ?

Zaman sudah terbalik, batasan aurat saja terbalik, dan dizaman ini diperparah lagi dengan rasa bangganya seorang wanita yang mampu memperlihatkan kecantikan tubuhnya.

Kawan, aku merasa ‘sebal’ sekali melihat paha wanita dijalan ataupun difoto yang engkau upload didunia maya. Paha ayam saja ada ditempat tertutup dan berharga (didekat rumahku harganya 7000 Rupiah), masa pahamu ada dijalan dan didunia maya dan tidak berharga pula (memang tidak engkau beri hargakan? Tapi dikasih hargapun salah juga, kan dirimu bukan barang)

Wahai saudariku, mau sampai kapankah pahanya ada dijalanan dan ditonton gratis oleh orang (maaf) gila sekalipun ?

Mengapa engkau menganggap baik sesuatu yang buruk itu.

Keburukan akan melahirkan keburukan lain, kalau engkau terus berpakaian seperti itu, nanti akan ada laki-laki yang terpancing syahwatnya, dan aku mengkhawatirkanmu kawan, tetapi mengapa kamu malah sengaja mancing-mancing mereka kawan ?

Itu kenyataan bukan ? mengapa tersinggung ? segeralah diperbaiki wahai saudariku, lakukanlah karena engkau lebih memilih untuk taat kepada Allah Ta’ala, Rabb yang telah menciptakanmu, yang telah memberikan keindahan padamu, yang selalu memberikan kenikmatan-Nya padamu meski engkau tidak menyadarinya bahkan tidak mensyukurinya, namun Dia tetap memberikannya kepadamu karena Dia menyayangimu.

Wahai saudariku, bersyukurlah dengan keindahan tubuh yang engkau miliki, syukuri keindahan itu dengan menutupinya, karena memang seperti itulah Allah Ta’ala memerintahkannya.

Yuk, jadi orang yang benar
Yuk, benarkan yang benar
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki diri, maka :


"Teruslah Memperbaiki Diri"

Karya 11 [Hadiah]

Karya 10 [Istighfar]

Karya 09 [Teruslah Berbuat Baik]

Karya 08 [Sakitnya Tuh Disini Kawan]

Karya 07 [Syukur]

Engkau Anggap Paling Berat Sesuatu yang Paling Ringan Itu

“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan adzabnya pada hari kiamat adalah seseorang yang diletakkan bara api pada kedua kakinya, kemudian otaknya mendidih karenanya. Dia menyangka tidak ada seorangpun yang lebih dahsyat adzabnya dari pada dia, padahal dia adalah penduduk neraka yang paling ringan adzabnya”
Muttafaqun ‘alaih

Maka dari itu, mari berlindung dari panasnya api neraka walaupun hanya dengan separuh kurma

Apabila belum mampu untuk banyak-banyak berbuat kebaikan, maka mari berusaha untuk mengurangi produksi dosa

Kerjakanlah yang wajib untuk dikerjakan, jangan sampai ada yang bolong darinya, jangan sampai meninggalkan shalat dengan sengaja
---
Sesungguhnya Rabb kita benar-benar Maha Pengampun
---

Teruslah memohon kepada-Nya

Wednesday, 30 July 2014

Apakah (Engkau) Menolak Surga ?

Mungkin karena sedikitnya pengetahuan tentangnya atau ketidaktahuannya sama sekali tentangnya, maka kebanyakan manusia ‘seakan’ menolak surga.
Maka perbanyaklah pengetahuan tentangnya, rajinlah membaca, teruslah memperluas wawasan, serta rajin-rajinlah melatih fikiran (banyak berfikir).
~Teruslah mengasah kemampuan~

Atau mungkin karena besarnya fitnah dunia, dan terlenanya jiwa pada kesenangan dunia, sehingga kebanyakan manusia ‘seakan’ menolak surga.

Aku melihat ada orang yang benar-benar berusaha mendapatkan surga, dan akupun melihat ada orang yang ‘seakan’ menolak surga, mereka menolak surga karena tidak terlihat usahanya untuk mendapatkannya, yang terlihat pada –zahir-nya justru ‘seakan’ menjauhi surga (perbuatannya mencerminkan tidak ‘sungguh-sungguh’ menginginkan surga)

Apakah wanita (muslimah) yang ‘dengan sengaja’ membuka auratnya menginginkan surga ? ^_^
Pasti ingin, namun sadarkah (kita), bahwa keinginan tanpa usaha untuk mendapatkannya hanyalah angan-angan saja ?

Mungkin beberapa orang sungguh-sungguh ingin mendapat beasiswa untuk kuliah diluar negeri, semakin kuat keinginannya semakin besar pula usahanya, namun apabila keinginannya lemah, usahanyapun akan sekenanya saja atau mungkin tidak berusaha sama sekali (hanya berangan-angan)
Itu hanya perumpamaan saja, agar lebih mampu untuk memahami. Itu pula sebabnya Allah Ta’ala membuat perumpamaan untuk menjelaskan kepada hamba-Nya, pernahkah (kita) membaca ayat yang berisi perumpamaan itu ?

Sekarang, apakah (kita) hanya berangan-angan saja untuk mendapatkan surga ?

Maka, mari berusaha apabila memang benar-benar ‘benar’ menginginkannya.

Surga dan Neraka telah diciptakan, di surga ada delapan pintu, salah satu pintunya bernama Ar-Rayyan (orang-orang yang memasukinya adalah orang yang rajin berpuasa), lebar jarak antara kedua sisi pintu surga seperti jarak antara Mekkah dan Hajar atau seperti Mekkah dan Bashrah.
---
Kawan, manfaatkanlah masa muda dengan sebaik-baiknya.
---
Duhai kawanku, mengapa ku lihat engkau terlena pada kesenangan dunia yang hanya sesaat. Lawan kawan, lawan !
Tinggalkanlah yang tidak bermanfaat kawan, karena tanda Allah berpaling dari hamba-Nya adalah membuat sibuk hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.
---
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk melakukan amal shalih
---

Teruslah mendekatkan diri kepada-Nya

Karya 06 [Bersungguh-sungguhlah]

Karya 05 [Tongkat dan Terompah]

Karya 04 [Cinta]

Bukti Cinta kepada Allah Ta’ala

Ini tentang beberapa orang didekatku yang benar-benar membuktikan cintanya kepada Allah Ta’ala
---
Aku pernah membaca status kakak tingkatku di facebook, beliau menulis seperti ini :
afwan ya baru pegang hp lagi… ke Bandung u/ kembali ke Jakarta… langkah awal, ingin menjadi “keluarga Allah”
Aku tidak tahan untuk menahan jatuhnya air mata, aku mengenal beliau, dan beliau adalah orang yang benar-benar  membuktikan cintanya kepada Allah Ta’ala.
Seseorang yang hafal Al-Qur’an diakhirat kelak mereka akan menjadi ‘keluarga Allah’.

Kakakku yang lain, pernah menceritakan nikmatnya berdua-duaan bersama Allah, dan kakakku sangat sedih ketika ‘masa libur’ mendatanginya, kakakku juga seorang penghafal Al-Qur’an.

Temanku, saat kami di transjakarta, aku melihatnya memejamkan mata namun ketika aku melihat tangannya, ternyata ia sedang berdzikir.

Ada seseorang, ia tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintai Allah namun perbuatannya selalu menunjukan bahwa ia sangat mencintai Allah, dan ia telah hafal Al-Qur’an dengan memahami tafsirannya pula.

Ada seorang –kakakku- yang menjadi tempatku bertanya tentang syariat islam yang belum ku mengerti, kakakku juga seorang penghafal Al-Qur’an dan padanya aku belajar bahasa arab dan tajwid.

Ada seseorang yang usianya dibawahku dua tahun (18 tahun), ia juga mengajarkan bahasa arab dan tajwid, ia telah menghafal Al-Qur’an 30 juz.
---
Aku sangat bersyukur telah mengenal dan menjadi bagian hidup mereka, sungguh ini adalah tanda kasih sayang Allah kepadaku -Allah benar-benar Maha Penyayang-, Allah mendekatkan aku dengan orang-orang yang dekat dengan-Nya.
Tanpa aku meminta aku telah diberi, maka tidak boleh ada sedikitpun alasan bagiku untuk tidak bersyukur terhadap nikmat-Nya yang benar-benar nikmat ini.
---
Semoga Allah membalas mereka dengan balasan yang lebih baik dari kebaikan yang telah mereka lakukan, Semoga Allah menjaga kita semua untuk selalu dekat dengan-Nya
---

Teruslah memperbaiki diri

Monday, 28 July 2014

Tujuan Hidup

Aku berusaha untuk selalu memperbaiki tujuan hidupku, juga berusaha untuk selalu memperbaiki jalan-jalan guna mencapai tujuan hidupku itu.

Tujuan hidupku adalah kebahagiaan di akhirat kelak, jalan-jalannya adalah amalan-amalan yang akan mengantarkan aku padanya, dan alat untuk mengetahui amalan-amalan itu adalah ilmu.

Ilmu >> Amalan yang baik >> Pahala >> Surga >> kebahagiaan abadi

Namun jalan itu tidak sesederhana rangkaian diatas, untuk mendapatkan ilmu saja sudah penuh dengan rintangan yang menghalangi jalan, entah itu kemalasan ataupun alasan lain, butuh kekuatan untuk melawan rintangan tersebut, maka akan terasa sekali bahwa do’a akan menjadi senjata untuk memeranginya.

Amalan yang baik, kita mungkin sudah beramal, kita shalat, puasa dan mengerjakan kebaikan-kebaikan lain, namun apakah Allah Ta’ala menerima semua amalan tersebut sehingga kita merasa aman ?

Mengutip perkataan ulama :
“Apa yang dapat memberikanmu rasa aman, apabila kelak amalanmu dihadapan Allah tidak ada nilainya?”

Syarat diterimanya amalan adalah Ikhlas karena Allah Ta’ala dan Ittiba’ (sesuai yang di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam)
Apabila kita ingin amalan menjadi sempurna, maka ditambah syarat :
Berpegang teguh (Istiqomah) dan bersegera untuk melakukannya

Pahala, pahala kita akan tergantung pada niat kita, maka aku mengutip perkataan ulama kembali :

“Pelajarilah niat, karena ia lebih utama daripada amalan”

Yang ku ketahui, cara menyempurnakan niat yaitu : 
Pertama berniat untuk melakukan amalan tersebut, kedua mengikhlaskan amalan tersebut karena Allah, dan yang ketiga adalah tujuan melakukan amalan tersebut.
Catatan : sebisa mungkin untuk memperbanyak tujuan tersebut, semoga dengan demikian pahala tersebut berlipat.

Dan sependek ilmuku ini, amalan yang aku ketahui pahalanya tanpa batas adalah puasa, sabar dan memaafkan.

Dengan penuh harapan dan rasa takut apabila tidak mendapatkannya, semoga kita termasuk orang yang beruntung.
2 Syawal 1435