Di saat Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam meninggal dunia dan Musailamah al-Kadzdzab muncul kepada
manusia dengan berita bohong kenabiannya sehingga banyak orang-orang yang
keluar dari islam karena ajakannya, waktu itu berangkatlah al-Ahnaf bin Qais
beserta pamannya, al-Mutasyammas, untuk menemui Musailamah dan mendengarkan
berita darinya.
Waktu itu al-Ahnaf masih muda
belia, dan disaat mereka berdua keluar meninggalkan Musailamah, al-Mutasyammas
berkata kepada al-Ahnaf, “Bagaimana pandanganmu tentang lelaki tadi, wahai
al-Ahnaf?” Dia berkata, “Saya tidaklah melihatnya kecuali dalam bentuk orang
yang sesat, dia telah berbohong kepada Allah dan manusia.” Kemudian berkatalah
pamannya mencandainya, “Tidakkah engkau
mengkhawatirkan dirimu jikalau aku sampaikan padanya bahwa engkau telah
mendustakannya?” Maka berkatalah al-Ahnaf, “Saat itu saya akan memintamu
bersumpah disisinya, apakah kamu tidak mendustakannya sebagaimana aku juga
mendustakannya?” Maka kedua lelaki itupun tertawa dan tetap komitmen dengan
keislaman mereka.
Sepenggal kisah yang membekas dalam hatiku ketika aku membaca
kisah Al-Ahnaf bin Qais.
Diketik ulang dari buku Para Tabi’in, 304-305
Jum’at, 08 Syawal 1439/22
Juni 2018
No comments:
Post a Comment