Wednesday, 27 June 2018

Do'a Memilih Pemimpin

Ya Allah
Disebabkan karena dosa-dosa kami
Janganlah Engkau kuasakan atas diri kami
Seseorang yang tidak takut kepada-Mu
Serta tidak pula bersikap rahmah kepada kami

Rabu, 27 Juni 2018  23.09 WIB

Monday, 25 June 2018

Target Hidup 2012-2016


Hari ini aku mencoba menghimpun target hidup di masa lalu yang berserakan, ketika membacanya cukup untuk membuat diri tersenyum. Coba kita lihat, ini mulai ku tulis bulan Juli 2012.
  1. Strata 1 di UNJ. (Alhamdulillah Allah wujudkan)
  2. Mengikuti organisasi BEMJ, MUA, SC, KPM. (Hanya KPM yang tidak terwujud)
  3. Menjadi kadept P2KA BEMJ. (Mengurungkan niat)
  4. Menjadi Asdos dari semester 2-8. (Dila memang ga realistis, masa dari semester 2, namun akhirnya jadi aslab di semester 8)
  5. Mengikuti ONMIPA dan mendapat mendali emas. (Alhamdulillah Allah memberi pengalaman mengikuti ONMIPA walaupun tidak mendapat mendali)
  6. Mengikuti OSN-PT kimia hingga tingkat nasional. (Alhamdulillah Allah memberi pengalaman mengikuti OSN-PT walaupun tidak sampai tingkat nasional)
  7. Mengikuti PKM hingga PIMNAS. (Mengurungkan niat)
  8. Belajar bahasa Inggris di Pare. (Belum terwujud)
  9. Menjadi mapres 2012. (Mengurungkan niat)
  10. Mendapatkan IP lebih dari 3,51. (Alhamdulillah terwujud di semester 1 dan 7)
  11. Mengikuti SM-3T. (Mengurungkan niat)
  12. Lulus S1 4 tahun. (Alhamdulillah terwujud)
  13. Lulus dengan predikat cumlaude. (Hampir terwujud, tetapi aku tidak pernah mengulang matkul, alhamdulillah)
  14. Memiliki SIM C tanpa nembak. (Alhamdulillah terwujud meski dengan 4 kali mengulang)
  15. Hafal juz 30 di usia 18 tahun. (Alhamdulillah terwujud di usia 19 tahun, akhir tahun 2013)
  16. Mengikuti program JENESYS. (Mengurungkan niat)
  17. Setelah lulus S1 langsung S2. (Tidak terwujud, setelah lulus S1 (2016) aku mengajar di pondok, lalu (2017) mengajar di SD)
  18. Memiliki perpustakaan pribadi (Alhamdulillah terwujud, kurang lebih saat ini ada 300 judul buku)
  19. Hafal Al-Qur’an sebelum usia 25 tahun. (Mengurungkan niat)
  20. Mempunyai Ensiklopedia umum ataupun tentang islam. (Belum terwujud)

Tentu tidak semua ku tuliskan, karena sebagian besarnya masih dalam proses. Sejak 01 November 2017 aku sudah memutuskan untuk membuka lembaran baru (target hidup yang baru).  

Teruslah mendekati kesempurnaan!

Senin, 25 Juni 2018 08.50 WIB

Sunday, 24 June 2018

Mencintai Kematian


“.... Aku akan mendatangkan kepada kalian suatu kaum yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai dunia.” Begitulah perkataan Khalid bin Walid, pedang Allah kepada musuh Allah. Aku langsung mengingat diriku, bertanya padanya, sudahkah aku mencintai kematian, ataukah justru aku termasuk orang yang takut dengan kematian?

Mereka yang berperang di jalan Allah, melalui malam-malamnya, bersama dinginnya angin malam, kewaspadaan terhadap musuh, jauh dari keluarga, adakah kenyamanan? sedangkan aku disini, apakah aku berani terlibat perang? melihat luka saja aku tidak berani! aku hidup di zaman yang menolak peperangan, aku hidup atas rahmat Allah di negeri yang aman, aku melalui malam-malamku bersama keluargaku, utuh, tak tersentuh dinginnya angin malam dan tidak perlu mengkhawatirkan serangan musuh.

Ingatlah baik-baik wahai jiwaku, manisnya kebahagiaan itu terletak setelah perjuangan!
Kamu harus berjuang!
Kamu harus memaksa dirimu, mohon pertolongan Allah!
Ingat, iman itu bertambah bukan hanya dengan shalat 5 waktu, namun bisa juga bertambah dengan perjuangan melawan hawa nafsu.
Ingat, akhir dari rasa malas yang dituruti adalah penyesalan!
Kamu harus terus berjuang dan lakukan yang terbaik!
Buatlah planning yang realistis, yang tidak melemahkan sebelum memulai.
Semoga Allah meneguhkan hatimu!

Depok, 24 Juni 2018 22.52 WIB



Perhatikanlah!


Perhatikanlah niscaya kamu akan mengatahui, begitu bunyi salah satu kalimat yang ku baca dalam mahfudzat. Setelah liburan ini sebenarnya aku akan menghadapi dua ujian besar, namun sepertinya aku termasuk orang yang cepat bosan, jadi beberapa hari ini aku tidak belajar untuk itu dan malah membaca sirah.

Tapi gapapa, mari kita lihat apa yang kamu dapat setelah membaca sirah. Sebelum itu, aku baru menyadari ternyata daftar shahabiyah dalam buku sirah shahabiyah aku belum lengkap, hiks. Ini tersadarkan ketika aku ingin membaca kisah Zainab binti Rasulullah, namun ternyata tidak ada kisahnya. Zaman sekarang gitu, bisa googling. Tapi aku tetap lebih suka membaca dari buku daripada membaca dari layar.

Oke kembali ke apa yang kamu dapat!

Pertama, aku baru tahu kalau al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar dan Salim bin Abdullah bin Umar adalah sepupu.

Kedua, aku baru tahu kalau Umamah, putrinya Zainab, cucu Nabi, menikah dengan Ali bin Abi Thalib, tentu ini setelah Fathimah Meninggal dunia.

Ketiga, aku baru sadar kalau Fathimah meninggal dalam usia yang sangat muda, lahir 5 tahun sebelum kenabian dan meninggal 6 bulan setelah nabi meninggal. Kita bisa perkirakan usia beliau -radhiallahu ‘anha-.

Keempat, aku baru tahu kalau Zubair sepupu nabi, kemana aja Dil? Ibunya Zubair adalah Shafiyyah binti Abdul Muthalib, sedangkan ayahnya adalah al-Awwam bin Khuwailid, itu artinya Zubair adalah keponakan Khadijah.

Kelima, aku baru tahu kalau Fathimah lebih tua 8 tahun dari Aisyah. Itu berarti Aisyah lahir dalam kondisi islam.

Keenam, aku baru tahu kalau Khalid bin Walid adalah anak pamannya Umar bin Khattab, itu berarti mereka -radhiallahu ‘anhumaa- adalah sepupu.

Ketujuh, aku sadar ternyata aku tidak banyak tahu tentang mereka, rasanya memalukan dan menyedihkan, menginginkan diri mengikuti salafus shalih, namun tidak tahu apa-apa tentang mereka. Semoga Allah memaafkanku serta memperbaiki keadaanku.

Ath-Thahirah dan Al-Amin


Aku mencoba menghimpun kebaikan-kebaikan beliau -radhiallahu ‘anha- selama hidup bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, al-Amin. Semoga Allah memberi aku hidayah untuk meneladaninya, ath-Thahirah, Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid.

Pertama, tatkala beliau melihat suaminya mencintai hamba sahayanya, Zaid bin Haritsah -radhiallahu ‘anhu- maka beliau memberikannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kedua, tatkala beliau mencium keinginan suaminya untuk mengasuh salah satu dari anak pamannya, yakni mengasuh Ali bin Abi Thalib, maka beliau membuka peluang kebaikan tersebut.

Ketiga, Allah menganugerahkan dari beliau keturunan. Anak-anak beliau yaitu, Al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah.

Keempat, beliau menguatkan suaminya tatkala nabi pertama kali menerima wahyu dan pulang dalam kondisi ketakutan. Ketenangan nabi pulih kembali disebabkan kepercayaannya terhadap apa yang nabi bawa.

Kelima, kepeduliannya terhadap apa yang terjadi dengan suaminya, beliau menemui anak pamannya dan menyampaikan apa yang terjadi pada suaminya.

Keenam, beriman kepada nabi, beliau adalah wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ketujuh, nabi tidak pernah mendengar sesuatu yang beliau benci atau membuat beliau sedih dari Khadijah.

Beliau telah berjalan dijalan yang sulit ditempuh oleh orang setelahnya. Masih banyak lagi cerita tentang beliau yang membuat aku mengidolakannya. Semoga Allah menambahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat.

Tabuk dan Perasaan yang Jauh


Imam Ahmad berkata, “Mereka berangkat (ke Tabuk) pada cuaca yang sangat panas. Mereka ditimpa kehausan yang luar biasa, sampai-sampai mereka menyembelih unta-unta mereka untuk memerah babatnya dan meminum airnya...” (*)

Ketika aku membaca paragraf tersebut, aku merasa haus dan langsung meneguk air yang berada disisiku, selepas dahagaku hilang, aku tersadarkan betapa sangat jauh apa yang aku lakukan dengan yang mereka lakukan. Hatiku bertanya-tanya, kita semua tidak akan pernah bisa menang dengan amalan para sahabat, lalu bagaimana caranya agar kita bisa berada di surga yang sama?

(*) Diketik ulang dari buku Ringkasan Al-Bidayah wa An-Nihayah


Saturday, 23 June 2018

Al-Ahnaf bin Qais


Di saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia dan Musailamah al-Kadzdzab muncul kepada manusia dengan berita bohong kenabiannya sehingga banyak orang-orang yang keluar dari islam karena ajakannya, waktu itu berangkatlah al-Ahnaf bin Qais beserta pamannya, al-Mutasyammas, untuk menemui Musailamah dan mendengarkan berita darinya.

Waktu itu al-Ahnaf masih muda belia, dan disaat mereka berdua keluar meninggalkan Musailamah, al-Mutasyammas berkata kepada al-Ahnaf, “Bagaimana pandanganmu tentang lelaki tadi, wahai al-Ahnaf?” Dia berkata, “Saya tidaklah melihatnya kecuali dalam bentuk orang yang sesat, dia telah berbohong kepada Allah dan manusia.” Kemudian berkatalah pamannya  mencandainya, “Tidakkah engkau mengkhawatirkan dirimu jikalau aku sampaikan padanya bahwa engkau telah mendustakannya?” Maka berkatalah al-Ahnaf, “Saat itu saya akan memintamu bersumpah disisinya, apakah kamu tidak mendustakannya sebagaimana aku juga mendustakannya?” Maka kedua lelaki itupun tertawa dan tetap komitmen dengan keislaman mereka.

Sepenggal kisah yang membekas dalam hatiku ketika aku membaca kisah Al-Ahnaf bin Qais.
Diketik ulang dari buku Para Tabi’in, 304-305

Jum’at, 08 Syawal 1439/22 Juni 2018

Saturday, 16 June 2018

Saling Rindu Sekalipun Tidak Pernah Bertemu

Ya Rasulullah ...
Aku bersyukur menjadi salah satu umatmu.
Aku bangga engkau adalah nabiku.
Maafkan aku yang belum sempurna mengikuti sunnahmu.
Sebagaimana engkau rindu pada umat di masa yang tidak akan engkau lalui, akupun merindukan orang-orang di masa yang tidak pernah aku lalui.
Meski antara aku denganmu terpisah ruang dan waktu.
Semoga Allah mempertemukan aku denganmu dan sahabat-sahabatmu.

Semoga shalawat dan salamku sampai kepadamu.