Rabu, 28 Maret 2018, kami berkunjung ke Direktorat
Kepolisian Udara, Pondok Cabe. Awalnya ada usulan yang membuat aku dan anak-anak
kelas 2 banat mengendarai bus yang berbeda. Ah, tentu saja aku tidak setuju dan
ku katakan bahwa aku keberatan. Entah mengapa ku pikir dan ku rasa perjalanan
akan terasa hampa tanpa mereka di sampingku.
Di perjalanan menuju Direktorat Kepolisian Udara, kami memainkan suatu permainan untuk menghilangkan kejenuhan selama perjalanan. Ketika mereka sudah bosan akhirnya sebagian dari mereka tidur, sebagian lagi becanda, makan, dan lain sebagainya. Aku mengobrol dengan dua anak kelas 2 yang duduk diseberang kursiku. Masyaallah, mereka itu lucu sekali, aku hampir dibuat tertawa lepas karena kata-kata+ekspresi mereka itu.
Acara usai, di perjalanan pulang, aku yakin mereka sudah kelelahan dan akan tidur selama perjalanan, aku sudah berniat mengistirahatkan diri juga (tidur-red). Ternyata aku salah, pupus sudah harapanku untuk tidur siang, anak-anak yang tidur benar-benar terhitung jari. Akhirnya aku tetap terjaga untuk menemani mereka. Ku lihat kedua anak yang tadi, mereka masih saja bermain, berbeda dengan kedua anak yang duduk di belakang mereka, keduanya tidur sangat pulas.
Saat ku lihat kedua anak yang sedang bermain itu, tiba-tiba salah satunya haus, ia mengambil minumnya dan sebelum minum ia berkata, “Tunggu da (nama anak satunya lagi), aku masih mau ngelawak”. Entah mengapa aku tertawa dalam hati melihat dan mendengar ia mengatakan itu. Masyaallah.
Mereka itu rasanya sudah seperti anakku sendiri. Aku mencintai mereka karena Allah. Aku menyayangi mereka karena keindahan akhlak mereka. Semoga Allah selalu menjaga kalian semua dalam kebaikan, wahai anak-anakku.
Antara adzan dan iqamah, 19.13 WIB
16 Rajab 1439
Uhibbukunna fillah ya banaty
No comments:
Post a Comment