Saturday, 28 April 2018

Terima Kasih Telah Menemani Hidupku


Perpisahan sejati adalah ketika salah satu di surga dan salah satu di neraka, sementara perpisahan di dunia ini hanyalah sementara. Sejauh apapun kita berjarak, di era ini Allah mudahkan kita untuk tetap berinteraksi.
 
Kelak kita akan menghadapi episode hidup kita masing-masing, namun terima kasih atas setiap episode saat bersama kalian. Terima kasih telah menginspirasi, terima kasih atas pelajaran hidup yang kalian bagikan padaku, dan terima kasih telah menemani hidupku. Jazaakunnallahu khayra.

Ketika kita benar-benar berpisah, aku hanya berharap do’a yang menjadi penghubung kita. Mohon maaf untuk semua ketidaknyamanan yang pernah aku hadirkan dalam hidup kalian. Semoga kita terus menjadi pribadi yang selalu memperbaiki diri. 

Monday, 2 April 2018

Cerita Tentang Kita (3)

Hari ini kedua anakku telat shalat dzuhur berjama'ah. Sesuai dengan kesepakatan bersama, bagi yang telat konsekuensinya adalah membantu piket. Alhamdulillah, senang sekali hati ini atas sikap mereka yang sudah siap dengan konsekuensi tersebut tanpa perlu diingatkan. Baarakallahu fiikumaa.

Masih tentang salah satu anak tersebut. Ketika ia sedang mengantri giliran tilawah, ia menunggu sambil mengulang hafalannya, ia melafadzkannya dengan sangat ringan, tanda kuatnya hafalannya. Masyaallah.

Aku juga ingat, saat pertama kali aku mengajar disini, ia satu-satunya anak yang mengucapkan ahlan wa sahlan kepadaku melalui suratnya. Mungkin karena sebab itu, aku jadi senang memperhatikannya. Ia salah satu anak yang tegar yang pernah ku temui, ketika ada sesuatu yang membuatnya sedih, ia mampu menata sendiri hatinya yang terluka, ia menenangkan sendiri dirinya lalu kembali ceria. Semoga Allah selalu menjagamu.

Tirtajaya, 2 April 2018
14.06 WIB

Sunday, 1 April 2018

Cerita Tentang Kita (Aku dan Anak-anak Kelas 2 Banat SD Islam Daarul Ilmi Depok 2017/2018 (2))



Rabu, 28 Maret 2018, kami berkunjung ke Direktorat Kepolisian Udara, Pondok Cabe. Awalnya ada usulan yang membuat aku dan anak-anak kelas 2 banat mengendarai bus yang berbeda. Ah, tentu saja aku tidak setuju dan ku katakan bahwa aku keberatan. Entah mengapa ku pikir dan ku rasa perjalanan akan terasa hampa tanpa mereka di sampingku.

 

Di perjalanan menuju Direktorat Kepolisian Udara, kami memainkan suatu permainan untuk menghilangkan kejenuhan selama perjalanan. Ketika mereka sudah bosan akhirnya sebagian dari mereka tidur, sebagian lagi becanda, makan, dan lain sebagainya. Aku mengobrol dengan dua anak kelas 2 yang duduk diseberang kursiku. Masyaallah, mereka itu lucu sekali, aku hampir dibuat tertawa lepas karena kata-kata+ekspresi mereka itu.

 

Acara usai, di perjalanan pulang, aku yakin mereka sudah kelelahan dan akan tidur selama perjalanan, aku sudah berniat mengistirahatkan diri juga (tidur-red). Ternyata aku salah, pupus sudah harapanku untuk tidur siang, anak-anak yang tidur benar-benar terhitung jari. Akhirnya aku tetap terjaga untuk menemani mereka. Ku lihat kedua anak yang tadi, mereka masih saja bermain, berbeda dengan kedua anak yang duduk di belakang mereka, keduanya tidur sangat pulas.

 

Saat ku lihat kedua anak yang sedang bermain itu, tiba-tiba salah satunya haus, ia mengambil minumnya dan sebelum minum ia berkata, “Tunggu da (nama anak satunya lagi), aku masih mau ngelawak”. Entah mengapa aku tertawa dalam hati melihat dan mendengar ia mengatakan itu. Masyaallah.

 

Mereka itu rasanya sudah seperti anakku sendiri. Aku mencintai mereka karena Allah. Aku menyayangi mereka karena keindahan akhlak mereka. Semoga Allah selalu menjaga kalian semua dalam kebaikan, wahai anak-anakku.

Antara adzan dan iqamah, 19.13 WIB

16 Rajab 1439

 

Uhibbukunna fillah ya banaty

Biarkan Aku Saja


Biarkan aku saja yang tersakiti oleh ucapanmu
Biarkan aku saja yang tersakiti oleh sikapmu
Biarkan aku saja yang menanggung segala perih
Aku tak ingin membalasmu dengan perih yang sama
Karena telah ku pilih jalan “diam” atau “membalas dengan kebaikan”
---
La haula wala quwwata illa billah