Thursday, 8 June 2017

Akibat dari Ketipisan



Ban belakang miu itu sebenarnya sudah tipis dan aku tidak menyadarinya. Aku baru merasakan ketipisannya di jalan yang tidak beraspal. Jadi, jembatan yang biasa ku lalui kini sedang putus, sehingga kendaraan bermotor beralih melalui jembatan yang dibuat dari bambu. Setelah melalui jembatan ini akan tampak jalanan bekas ilalang yang ditebang, jalan ini membuatku sangat kerepotan, sering kali hampir kepleset, mungkin karena aku melaluinya di pagi hari sehingga tanah masih basah. 
 
Tibalah jalan saat ban belakang miu sulit bergerak, licin, diajak bergerak lurus dia malah miring pada porosnya, digas lagi sama saja. Pada akhirnya miu hanya melakukan putaran membentuk sudut siku-siku, hiks.

Ku pikir, saat-saat perjalananku ke Jonggol itu bagaikan masanya melatih tawakkal. Dahulu aku pernah menyesal pada diriku sendiri karena bukan Allah dulu yang ku mintai pertolongan, maka saat ini akupun hanya memohon kepada Allah, semoga aku terbebas dari putaran ini. Alhamdulillah, akhirnya miu mampu melaju kembali.

Aku sudah tidak ke Jonggol lagi, jadi sekarang jarang bersama miu. Entah beberapa hari yang lalu, bapak bilang ban belakang miu bocor, bukan karena paku yang runcing, karena tak nampak pakunya, namun sepertinya karena kerikil-kerikil yang terlindas berulang-ulang.

Kemarin, selepas mengajar aku melihat dan melalui serpihan-serpihan aspal seukuran kerikil, aku jadi teringat ban motor yang bocor karena ketipisan dan alhamdulillah aku tersadar atas suatu hikmah. Karena bannya tipis, ban jadi mudah bocor, padahal hanya melindas kerikil. Pada diri kita, kalau iman kita tipis, akan mudah sekali ‘terjatuh’ sekalipun masalahnya kecil. Begitupula kalau kita kurang dzikir, akan mudah sekali dirasuki.

Keimanan ini penting sekali untuk terus ditingkatkan, walau sejatinya iman itu memang naik dan turun, yang meningkat dengan ketaatan dan menurun karena kemaksiatan.

Ku sertakan link, Cara Dahsyat Meningkatkan Keimanan, klik disini.

Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan kita hidayah taufik.

No comments:

Post a Comment