Saturday, 21 March 2015

Hidayah


Kebanyakan orang menemukan hidayah, tatkala hatinya sedang tunduk, remuk redam dengan musibah yang sedang menimpanya. Mematahkan semua kesombongannya, meluluh lantakkan ketidak peduliannya selama ini terhadap Allah dan syariat-Nya. Ketika ia sudah berada diatas jurang kehancuran, Allah tarik tangannya lalu Ia tutun dengan kelembutan dan kasih sayang-Nya, seharusnya kehidupannya sudah hancur berkeping-keping, jiwanya berantakan, akan tetapi ia kembali ke jalan Allah Ta’ala.

Orang seperti ini seperti seorang prajurit pembelot dan pengkhianat yang telah kalah berperang melawan atasannya. Lalu dengan pakaian yang sudah lusuh, wajah kotor dan berdebu, luka-luka memenuhi sekujur tubuhnya, ia kembali menyerah, mengangkat kain putih tanda kalah. Mudah-mudahan dengan menyerahkan diri secara sukarela sang atasan akan melepaskan dan memaafkan kesalahannya.

Sumber : Untukmu yang Berjiwa Hanif

Friday, 20 March 2015

Dari Dalam Ke Luar


“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

Terjemah QS.Ar-Ra’d:11

---

Ketika aku kecil dan bebas, dan imajinasiku tidak ada batasnya
Aku memimpikan untuk mengubah dunia

Ketika aku semakin besar dan semakin bijaksana, aku sadar bahwa dunia tak mungkin diubah
Dan aku putuskan untuk untuk mengurangi impianku sedikit dan hanya mengubah negaraku
Namun, itupun tampaknya tidak mungkin

Ketika aku memasuki usia senja
Dalam suatu upaya terakhir,
Aku berusaha mengubah keluargaku sendiri, mereka yang paling dekat denganku
Tetapi sayang, mereka tidak menggubrisku

Dan sekarang menjelang ajal,
Aku sadar (mungkin untuk pertama kalinya)
Bahwa kalau saja aku mengubah diriku dulu,
Lalu  dengan teladan mungkin aku bisa mempengaruhi keluargaku
Dan dengan dorongan serta dukungan mereka
Mungkin aku bisa membawa negaraku menjadi lebih baik
Dan siapa tahu mungkin aku bisa mengubah dunia

Sumber : The 7 Habits

Friday, 6 March 2015

Penyejuk Hati


Aku adalah hamba-Mu
Anak dari hamba-Mu (Adam)
Anak dari hamba wanita-Mu (Hawa)
Ubun-ubunku ditangan-Mu
Hukum-Mu berlaku bagiku
Ketetapan-Mu adil terhadapku

Aku meminta kepada-Mu dengan segala nama yang Engkau miliki
Yang Engkau menamai diri-Mu dengannya
atau yang Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu
atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu
atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada disisi-Mu

Maka jadikanlah Al-Qur'an (yang mulia) sebagai penyejuk hatiku
Cahaya bagi dadaku
Pelenyap kesedihanku
Ddan penghilang kegundahanku.

*Diketik ulang dari kitab adda' wa addawa

Ketika Hidup Mengalir Begitu Saja


Bersama Miu (Motor Mio Ungu) menuju persinggahan (kontrakan-red), Disinilah semua bermula, ketika Miu belok ke kanan dari arah gerbang kampus Timur UNJ, Indahnya senja sore seakan menyambut kepulanganku menuju rumah kedua, Bersama miu menemani detik-detik kepergian cahaya yang indah itu.

Sebagaimana biasanya, saat-saat pulang bersama miu dari kampus B menuju arah kampus A, ada saja pengalaman yang membuat jemari tak mampu menolak tuk mengabadikannya.
Berawal dari aku dan miu yang sedang ‘melaju’ menuju arah barat, tiba-tiba terlihat pak polisi sedang berjalan kearah timur, deg, keep calm and stay cool, maklum aku belum punya SIM : )

Baiklah, niat awalnya adalah balik arah diperempatan itu, perempatan yang apabila kearah Timur adalah jalan utama menuju UNJ, Rawamangun Muka. Hati bertanya, ‘biasanya ada yang muter disini, sebenarnya disini boleh muter ga sih?’. Saat siap mau muter (miu sudah menghadap barat sedangkan motor-motor lain yang berada tepat dibelakangku semuanya menghadap selatan), tiba-tiba terlihat dua orang berbaju hijau, pak polisi lagi, okelah, stop, ikutan motor lain.

Saat lampu sudah hijau kembali, lahirlah kebingungan, mau kemana, sedang disaat yang bersamaan, klakson saling bersautan memintaku (yang ada didepan) untuk segera menarik gas, aku menengok kebelakang, oh iya, sudah lampu hijau, ya sudahlah ikutan arah motor lain.

Maksud hati ingin putar arah, apa daya diarah puteran ada pak polisi, karena takut kena hukuman (tilang-red) jadinya ikutan arus saja, sedihnya tidak tahu panduan jalan.

Terus menerus mengalir bersama aliran motor-motor lain dan ketika sampai pada persimpangan, bingung, mau kemana, ditengah kebingungan, Allah beri petunjuk, terlihat lingkaran biru dengan tanda putar arah berwarna putih, Alhamdulillah.

Ketika itu, tersadarlah hati bahwa (mungkin) seperti inilah rasanya hidup didunia apabila tidak tahu panduan, hanya mengikuti arus, hanya ikut kemana kebanyakan orang melakukannya.

Rawamangun, 02-03 Maret 2015
19:53