Wednesday, 22 July 2020

Suka Duka KBM Daring

Sejak pandemi covid-19, pembelajaran di sekolah dilakukan secara online. Guru dan orang tua sama-sama berjuang memberikan yang terbaik untuk anak-anak. karena posisiku saat ini adalah guru, jadi tulisan ini lebih dominan menceritakan sedikit suka dan duka, baik aku pribadi maupun teman-teman guru yang lain selama KBM daring. Semoga dapat diambil hikmahnya.

Tulisan ini lahir dari rasa sulit yang semakin berat dirasa, semoga Allah menguatkan para guru dan orang tua selama KBM daring ini. Aku mencoba memikirkan hal yang menyenangkan selama KBM daring ini, yang aku temukan saat ini adalah pulang sekolah lebih cepat, baru itu saja, sedangkan kesulitan terasa bertubi-tubi mulai sebelum KBM saat KBM ataupun setelah KBM.

Sebelum KBM, kami harus merancang pembelajaran kemudian menyiapkan pembelajaran tersebut, contoh : aku biasanya menggunakan video pembelajaran untuk mengajarkan materi diniyah. Aku menyiapkan materi dengan power point, alhamdulillah tidak ada masalah untuk hal ini, namun tahap berikutnya, yaitu proses rekaman, sangat-sangat tidak nyaman, karena aku harus memilih jam-jam dimana tidak banyak suara, diantaranya jam malam, yang seringnya itu di atas jam 22.00, tulisan ini ditulis pukul 21.30 – 22.00 namun diluar masih sangat berisik.

Ya Allah, kenapa ya, mereka yang berisik ditengah malam, orang-orang yang mendengarkan nyanyian, acara-acara di masjid yang terdengar sampai ke luar, tidakkah mereka memikirkan orang-orang lelah yang ingin istirahat atau kami para guru yang ingin rekaman pembelajaran.

Kalaupun di atas jam 22.00 sudah sunyi, masalah berikutnya adalah aku pribadi bukan tipe yang bisa begadang, butuh menjaga fokus agar tidak salah ucap. Aku pernah rekaman kemudian aku dengarkan ulang, ternyata ada satu yang aku salah ucapkan, akhirnya aku mengulang dari awal.

Sebenarnya bisa saja, aku tidak perlu membuat video pembelajaran dan memilih metode yang lain, misalnya zoom, namun aku memikirkan kalau kedua orang tua bekerja sehingga tidak ada yang mendampingi, selain itu zoom sangat menguras kuota, atau bisa saja aku mengirimkan pdf saja berisi ringkasan materi dan tugas, namun aku khawatir itu membosankan sehingga mereka kurang memahami materi.

Itu salah satu kesulitan sebelum KBM, sekarang kesulitan saat KBM, bisa jadi video tidak dapat diputar atau contoh lain seperti saudariku yang sedang mengajar di desa, orang tua tidak memiliki android, sinyal kurang bersahabat, sehingga ada yang diajarkan online ada pula yang offline, alhamdulillah untuk kami yang mengajar di kota, semua orang tua memiliki android, sinyal bagus, ini adalah nikmat yang harus kami syukuri.

Aku pribadi juga mengalami kesulitan saat KBM tahfizh, aku menggunakan grade A, via telpon atau video call, satu persatu, terkadang waktu terbuang untuk persiapan dahulu.

Kesulitan setelah KBM adalah mengoreksi atau mengevaluasi pembelajaran, pencatatan, laporan KBM daring, dll.

Semoga Allah menjadikan semua ini ibadah yang diridhainya. Semoga Allah menguatkan kesabaran kita semua.

Depok, 22 Juli 2020 22.05 WIB

No comments:

Post a Comment