Sejak pandemi covid-19, pembelajaran
di sekolah dilakukan secara online. Guru dan orang tua sama-sama berjuang
memberikan yang terbaik untuk anak-anak. karena posisiku saat ini adalah guru,
jadi tulisan ini lebih dominan menceritakan sedikit suka dan duka, baik aku
pribadi maupun teman-teman guru yang lain selama KBM daring. Semoga dapat diambil
hikmahnya.
Tulisan ini lahir dari rasa
sulit yang semakin berat dirasa, semoga Allah menguatkan para guru dan orang
tua selama KBM daring ini. Aku mencoba memikirkan hal yang menyenangkan selama
KBM daring ini, yang aku temukan saat ini adalah pulang sekolah lebih cepat,
baru itu saja, sedangkan kesulitan terasa bertubi-tubi mulai sebelum KBM saat
KBM ataupun setelah KBM.
Sebelum KBM, kami harus
merancang pembelajaran kemudian menyiapkan pembelajaran tersebut, contoh : aku biasanya
menggunakan video pembelajaran untuk mengajarkan materi diniyah. Aku menyiapkan
materi dengan power point, alhamdulillah tidak ada masalah untuk hal ini, namun
tahap berikutnya, yaitu proses rekaman, sangat-sangat tidak nyaman, karena aku
harus memilih jam-jam dimana tidak banyak suara, diantaranya jam malam, yang seringnya
itu di atas jam 22.00, tulisan ini ditulis pukul 21.30 – 22.00 namun diluar
masih sangat berisik.
Ya Allah, kenapa ya,
mereka yang berisik ditengah malam, orang-orang yang mendengarkan nyanyian,
acara-acara di masjid yang terdengar sampai ke luar, tidakkah mereka memikirkan
orang-orang lelah yang ingin istirahat atau kami para guru yang ingin rekaman
pembelajaran.
Kalaupun di atas jam
22.00 sudah sunyi, masalah berikutnya adalah aku pribadi bukan tipe yang bisa
begadang, butuh menjaga fokus agar tidak salah ucap. Aku pernah rekaman kemudian
aku dengarkan ulang, ternyata ada satu yang aku salah ucapkan, akhirnya aku
mengulang dari awal.
Sebenarnya bisa saja, aku
tidak perlu membuat video pembelajaran dan memilih metode yang lain, misalnya
zoom, namun aku memikirkan kalau kedua orang tua bekerja sehingga tidak ada
yang mendampingi, selain itu zoom sangat menguras kuota, atau bisa saja aku
mengirimkan pdf saja berisi ringkasan materi dan tugas, namun aku khawatir itu
membosankan sehingga mereka kurang memahami materi.
Itu salah satu kesulitan sebelum
KBM, sekarang kesulitan saat KBM, bisa jadi video tidak dapat diputar atau
contoh lain seperti saudariku yang sedang mengajar di desa, orang tua tidak
memiliki android, sinyal kurang bersahabat, sehingga ada yang diajarkan online
ada pula yang offline, alhamdulillah untuk kami yang mengajar di kota, semua
orang tua memiliki android, sinyal bagus, ini adalah nikmat yang harus kami syukuri.
Aku pribadi juga
mengalami kesulitan saat KBM tahfizh, aku menggunakan grade A, via telpon atau
video call, satu persatu, terkadang waktu terbuang untuk persiapan dahulu.
Kesulitan setelah KBM
adalah mengoreksi atau mengevaluasi pembelajaran, pencatatan, laporan KBM
daring, dll.
Semoga Allah menjadikan
semua ini ibadah yang diridhainya. Semoga Allah menguatkan kesabaran kita semua.
Depok, 22 Juli 2020 22.05 WIB