Tuesday, 26 May 2020

Kebebasan yang Tertahan

Udara sore ini, entah mengapa seakan mengajakku untuk merenung dan mengabadikan kenangan. Angin yang berhembus terasa dingin, matahari terhalang lapisan awan, membuat cahaya sedikit meredup, mungkin sebentar lagi akan hujan.

Sejak pandemi, ada kebebasan yang tertahan. Virus yang tak tampak, tidak semematikan virus ebola atau virus ganas lainnya, membuat jiwa yang abai terhadapnya membebaskan diri, bergerak kemana-mana sesukanya.

Ada rasa sedih, karena musim ketaatan tahun ini, tidak bisa i'tikaf, tidak bisa shalat id seperti biasa, tidak kemana-mana, di rumah saja.

Bersabarlah untuk jiwa yang sedang menahan dirinya.

Jangan Mudah Berhutang

Diantara sebab hati menjadi tenang adalah tidak adanya hutang atau cicilan yang harus dilunasi. Oleh karena itu, jagalah diri agar tidak mudah berhutang atau punya cicilan.

Aku pribadi punya prinsip tidak mau punya cicilan apapun. Kalau aku menginginkan sesuatu, itu berarti aku harus menabung.

Tetapi terkadang hidup memaksa kita untuk berhutang atau punya cicilan. Semoga Allah mudahkan untuk melunasinya. 

Seingatku, aku tidak punya hutang, namun aku khawatir, aku punya hutang dari mungkin patungan yang ditalangi dulu, tapi aku lupa membayarnya. Kalau memang ada mohon segera beritahu.

Aku juga punya cicilan, cicilan denda sebagai ganti tidak melaksanakan pengabdian di RQ. Walaupun aku tidak menginginkan hal ini (punya cicilan), namun pilihan ini adalah yang terbaik, insyaallah.

Semua ada hikmahnya, karena adanya cicilan ini, aku lebih bisa mengontrol keuangan, lebih mampu menahan diri dari beli ini dan itu, lebih mampu memprioritaskan mana yang harus didahulukan, dan senangnya lebih mampu untuk menabung.

Semoga pandemi segera berakhir
Depok, 03 Syawal 1441 H 16.33 WIB

Monday, 11 May 2020

Ujian di Bulan Ramadhan

Ramadhan penuh ujian, dua tahun yang lalu ujian 6 juz, kurang lebih 10 soal. Tahun lalu ujian 5 juz + 14 halaman, 57 soal. Alhamdulillah, hari ini sudah selesai ujian tahfidz, hanya 4 soal dari 12 halaman. Entah kenapa rasanya ujian itu awalnya deg degan, namun di akhir merasa senang karena sudah melalui ujian.

Soalnya sambung ayat, hanya diberi soal sepenggal pertengahan atau sepenggal akhir, ada satu soal yang tidak terbayang lanjutannya padahal sudah tahu itu ada di halaman mana posisi yang mana, akhirnya diberikan soal lengkap satu ayat, baru engeh ayat lanjutannya. Soal seperti ini menurutku sangat menarik dan menantang.

Aku ingin selalu seperti ini, menghafal, disimak, diuji hafalannya, kemudian mengajarkannya.

Selasa, 19 Ramadhan 1441 07.44 WIB