Sudah pertengahan bulan, mau tidak mau harus ngeblog,
karena aku sudah bertekad untuk itu. Waktu yang berlalu sungguh tak terasa dan
entah mengapa aku memiliki kekhawatiran dengan semua waktu yang ku lalui. Aku berusaha
mengisi waktu sebaik yang aku bisa. Alhamdulillah kursus jahit online sudah
selesai, gamisnya sudah jadi, pas untuk ibu walaupun aku hanya membuat polanya
saja namun insyaallah ini masih berlanjut sampai aku bisa benar-benar
menjahitnya sendiri. Selain itu, atas kebaikan Allah kepadaku, Allah berikan
aku kesempatan untuk belajar merajut dan hari ini aku baru saja menyelesaikan
tugas untuk membuat peci, Alhamdulillahilladzi bini’matihi tathimus shaalihaat.
Kuliah Sastra Inggris tertunda, semoga tahun depan bisa
memulainya. Cukup banyak program online yang ku ikuti, mulai dari Kuliah bisa,
Sharaf, HSI, Jodoh. Semoga Allah berikan aku taufik untuk benar-benar
mempelajarinya. Bicara soal HSI jadi ingat sesuatu, tentang jawabanku yang ‘tidak
dianggap’ oleh sistem sehingga nilainya 0 (seharusnya 100), akhirnya aku ujian
susulan, qadarullah eror terus sampai akhirnya kalau dihitung-hitung aku sudah
mengerjakan 100 soal (seharusnya 25 soal saja), tidak mengapa yang penting
nilainya tetap 100 dan waktu mengerjakannya jadi lebih cepat.
Beberapa hari kemudian aku membuka web HSI, ku lihat pada
akhirnya nilai yang diambil oleh sistem adalah nilai ujian yang pertama bukan
nilai susulan. Tidak apa-apa, karena nilainya sama saja, hanya berbeda
kecepatan mengerjakannya saja. Semoga Allah menetapkan dan meningkatkan semangatku
untuk terus belajar. Aku suka program HSI ini, adanya ujian membuat belajar jadi
lebih terasa ‘belajar’. Baarakallahu fiikum.
“Jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar maka kamu
akan menanggung perihnya kebodohan”
-Imam Syafi'i-
Menjelang UTS anak-anak
Depok, 15 September 2017