Tuesday, 4 April 2017

Hari yang Menyakitkan



Hari-hari yang telah ku lalui, aku sering memikirkannya kembali, merenungi perjalanan hidupku hingga aku sampai di titik ini. Setelah ku yakini bahwa setiap kebahagiaan harus ku syukuri dan setiap kesulitan harus ku jalani dengan tabah, aku jadi bertanya-tanya, hari seperti apakah yang paling menyakitkan dalam hidupku?
 
Aku menjalani hidupku bagai roda yang berputar, terkadang aku di atas dan aku merasa bahagia dan berharga dan terkadang aku berada di bawah hingga aku merasa sedih dan kecewa, namun ketika aku meyakini dan merasakan hal yang sama sebagaimana perkataan amirul mu’minin Umar bin Khattab: 

“Aku tidak peduli dengan keadaan susah atau senangku, karena aku tidak tahu manakah diantara keduanya itu yang lebih baik bagiku”

Roda hari yang ku jalani, aku menjalaninya dengan lapang bersama rasa syukur.

Ketika aku melihat temanku lebih unggul dari diriku sehingga aku merasa tertinggal, aku merasa itu cukup menyakitkan, namun ketika aku mengingat bahwa Allah memberikan rezeki kepada siapapun yang Ia kehendaki, rasa sakit itu jadi tidak meninggalkan bekas.

Ketika aku memperhatikan diriku sendiri, menghisab diriku, memperhitungkan kemajuan dan peningkatanku dalam beribadah kepada-Nya dan bermuamalah dengan hamba-hamba-Nya, aku jadi sedih dan merasa sakit, itulah hari yang paling ku sesali, hari yang paling menyakitkan dalam hidupku, hari dimana ketika matahari tenggelam, umurku berkurang namun amalku tidak bertambah. 

Aku takut, pada hari ketika aku tidur dan tidak bangun lagi sementara amalku belum cukup, ibadahku berantakan, dan masih ada orang-orang yang hatinya tersakiti karena aku. 

Aku mohon maaf, atas semua rasa sakit yang pernah ku hadirkan. Aku berharap, semoga Allah mengisi sisa hidupku dan hidupmu dengan kebermanfaatan.