Dahulu,
aku pernah memposting terkait keinginanku untuk mengajar di Pondok, namun entah
mengapa aku merasa ragu dan akhirnya membatalkan rencana itu hingga akhirnya
aku menghapus postingan itu. Qadarullah, di akhir masa kuliah jadwal sidangku
berbarengan dengan tes masuk suatu ma’had yang disana aku ingin belajar bahasa
arab. Akhirnya, aku memikirkan kembali apa yang akan aku lakukan setelah lulus ini.
Aku
tahu, kedua orang tuaku ingin agar aku menjadi guru, Alhamdulillah keduanya
tidak memintaku untuk menjadi PNS.
Menjelang
sidang, datang tawaran mengajar di SMP dekat rumah, aku menginginkan itu, namun
di masa itu aku sedang sangat fokus menyelesaikan skripsi, hingga akhirnya aku
tidak menerima tawaran tersebut. Kira-kira
seminggu kemudian, datang kepadaku kabar untuk menjadi pengajar di suatu
pondok, Pesantren Islam Internasional Al-Andalus, aku mencobanya, hingga
akhirnya kini aku menjadi salah satu pengajar disana.
Alhamdulillah,
aku diperbolehkan ikut belajar bahasa arab di kelas I’dad Lughawiy, sambil
mengajar sambil belajar. Bersama pena hingga ke liang lahat.
Aku jadi
ingat, tentang keinginan di masa kecilku, keinginan untuk merasakan kehidupan
pondok, Alhamdulillah kini aku telah merasakannya. Ada rasa senangnya dan rasa sulitnya,
itu wajar. Namun, mungkin bagiku, jika dibandingkan saat aku mengajar di luar
pondok dengan di dalam pondok, aku lebih senang mengajar di dalam pondok, Alhamdulillahilladzi
bini’matihi tatimusshalihaat.
Di suatu desa tempatku dibesarkan
Meruyung, 06 Nopember 2016
No comments:
Post a Comment