Saturday, 22 August 2015

Aku Tidak Bisa Menjawabnya dengan Baik


Ibnu Mahdi berkata, "Ada seseorang bertanya kepada Malik tentang suatu masalah, namun Malik menjawabnya dengan, 'Aku tidak bisa menjawabnya dengan baik.'

Orang yang bertanya itu berkata kepadanya, 'Aku telah datang kepadamu dari tempat yang jauh untuk bertanya kepadamu.'

Maka Malik berkata kepada orang tersebut, 'Jika kamu kembali ke tempatmu, maka katakan kepada mereka bahwa aku telah mengatakan kepadamu, 'Aku tidak bisa menjawabnya dengan baik'."

Lima Perkara


Suatu malam Imam Malik bin Anas bermimpi melihat malaikat maut. Kemudian ia bertanya kepada malaikat maut tersebut, "Kapan ajalku datang?"

Malaikat maut tidak menjawab, tetapi hanya menunjuk kelima jari tangannya. Imam Malik kembali bertanya, "Apa yang dimaksud dengan lima jari ini? Apakah berarti lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari?" Akan tetapi Imam Malik terbangun dari tidurnya sebelum beliau mendapatkan jawaban dari malaikat maut.

Kemudian beliau pergi menemui Muhammad bin Sirin, seorang ulama besar dan ahli menakwilkan (menafsirkan) mimpi, lalu menceritakan mimpinya. Mendengar hal itu, Ibnu Sirin tersenyum seraya berkata, "Wahai Imam Darul Hijrah, bukanlah yang dimaksud dengan kelima jari itu adalah lima tahun, lima bulan, lima minggu, ataupun lima hari. Akan tetapi yang dimaksudkan adalah lima perkara dari perkara-perkara ghaib, yang tidak diketahui kecuali oleh Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, yaitu:

"Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui dan Maha dalam pengetahuan-Nya”
(QS. Luqman : 34)

[Cermin Perasaan] Semua Ada Saatnya


Alhamdulillah, aku merasa terhibur dengan tulisan berikut :

“Ada saat kebahagiaan memenuhi hidupmu, kau tersenyum dan bersyukur…
Ada saat kesedihan menyapamu, kau menahan hati, menangis dan bersabar…
Ada saatnya ujian datang bertubi-tubi dan kau merasa lelah…
Ada saatnya kemenangan bersamamu dan kau merasa berarti…

Semua ada saatnya, dan apapun yang terjadi, jangan pernah berhenti menaiki tangga menuju Ridha dan Jannah-Nya…”

Terima kasih atas tulisan ini

Cisalada, 18 Agustus 2015 7:04pm

Monday, 17 August 2015

Katanya


Kawan… Jika engkau sedang bercakap-cakap, pernahkah engkau memperhatikan kawanmu berkata, “katanya…” atau mungkin dirimu sendiri yang suka berkata, “katanya…”, hhe. Lalu bagaimana kesan hatimu dengan berita yang berasal dari “katanya..” apakah engkau langsung mempercayai berita tersebut ?

Baik, ana pribadi meragukan kalimat yang memiliki embel-embel ‘katanya’, ‘kayanya’, ‘mungkin’, dan kata sejenis yang tidak menunjukkan kepastian. Ana lebih senang dengan jawaban “tidak tahu” dari pada dijawab namun sok tahu, ini berlaku dalam hal apapun.

Ana fikir, orang-orang yang menghiasi kalimatnya dengan kata, ‘katanya’, ‘kayanya’, ‘mungkin’ hanya akan menyebarkan kerusakan saja. Maka dari itu, mari kawan, jaga lisan kita.

Ayo melakukan perbaikan, mulai dari diri sendiri.

Cisalada, 17 Agustus 2015 5:50pm