Ketika
jejak-jejak kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala sudah mulai tampak di halaman kalbu, awan
mahabbah dan kabut cinta Allah sedang datang berarak di langit hati, pertanda
rahmat hidayah akan turun menyirami taman jiwa.
Tidak
berselang lama, akan tumbuh bersemi fitrah yang suci, hadir perasaan tunduk dan
patuh pada kebenaran, timbul motivasi dan semangat untuk berbuat kebaikan. Saat
itulah kehidupan akan dirasa berarti dan kebahagiaan bisa direngkuh kembali.
Allah berfirman : “dan orang-orang yang berjuang dalam jalan kami, akan kami
beri mereka hidayah menuju jalan-jalan kebaikan.” [Al-Ankabut : 69]
Sekiranya
ia dibiarkan begitu saja, tidak diolah dengan benaar bahkan sering
ditelantarkan dan dilalaikan, pasti ia berlalu dan meninggalkannya dalam
kesendirian menyebabkan ia harus menunggu dan menunggu pada sebuah penantian
yang tidak berkesudahan, Allah berfirman : “ketika mereka menyeleweng dari
jalan kebenaran, kami selewengkan hati mereka.” [Ash-Shaf : 5]
Tidak
ada pilihan bagi seorang hamba kecuali melanjutkan pencarian dan memeperkokoh
keyakinan. Karena bangun dari kelalaian merupakan langkah awal dari sebuah
perjalanan menuju shirathul mustaqim. Jalan yang telah ditempuh oleh para nabi,
orang-orang shiddiq, syuhada dan orang-orang yang shalih. Itu pula yang telah
dilalui oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dan sahabatnya.
Beragama
ala Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dan menapaki jejak shalafus shalih itulah sebuah keharusan,
itulah hidayah yang hakiki. Allah berfirman : “sekiranya mereka beriman seperti
mereka beriman, niscaya mereka memperoleh hidayah.” [Al-Baqarah : 137]
Semoga
Allah subhanahu wa ta'ala mengambil ubun-ubun kita kepada kebenaran. Amin.
---
Diketik
kembali dari buku untukmu yang berjiwa hanif karya ustadz Armen Halim Naro -rahimahullah-
No comments:
Post a Comment