Saturday, 18 October 2014

Apa Urusanku dengan Dunia?

“Apa urusanku dengan dunia? Aku hanyalah seperti seorang pengembara yang istirahat siang dibawah naungan sebatang pohon, kemudian meninggalkannya untuk melanjutkan perjalanan.”
[HR.At-Tirmidzi no.2483]


Dinukil dari terjemah Fawaidul Fawaid hal.454

Akibat Satu Dosa

“Satu perbuatan dosa yang dilakukan secara sengaja akan mendorong pelakunya untuk melakukan dosa-dosa lainnya.
Dengan selalu berbaik sangka kepada Allah dan berupaya keras untuk mengendalikan hawa nafsu niscaya seseorang mampu mengurangi dorongan-dorongan syaitan untuk berbuat dosa.
Memang kedua hal ini tidak mudah dilakukan.
Namun ingatlah selalu bahwa kegetiran di dunia karena menjauhi perbuatan dosa tidak sedahsyat kegetiran di akhirat karena menanggung akibat perbuatan dosa tersebut.”
---
[Fawaidul Fawaid]

Saturday, 4 October 2014

Ketaatan Kepada Allah Akan menentramkan Jiwa dan Raga

"Keyakinan (seorang hamba) tentang kebaikan takdir Allah membuatnya tidak merasakan lagi pahit musibahnya."
---
Fawaidul Fawaid

Ikhlas, Hanya untuk Allah

Segala keinginan dan cita-cita yang tidak ditunjukan kepada Allah dan tidak berhubungan dengan-Nya adalah semu dan sia-sia.
Allah adalah puncak dari segala tujuan dan keinginan.
Mencintai sesuatu bukan karena-Nya akan mengakibatkan keletihan dan siksa.
Atas dasar itu, tidak ada yang paling penting untuk dicari selain Allah, dan tidak ada tujuan akhir selain kepada-Nya.
---

Fawaidul Fawaid

Do’a agar Dijadikan Hamba yang Bersyukur

“Ya rabbku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih”


[Terjemah QS.An-Naml ayat 19]

Wednesday, 1 October 2014

Do’a agar Termasuk Golongan Orang yang Beriman

“ Ya Rabbku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku kedalam golongan orang-orang yang shalih, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi Surga yang penuh kenikmatan “
[Terjemah QS. Asy-syu’ara : 83-85]
---
Diketik kembali dari buku kumpulan do’a dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih
Karya ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas -hafidzahullah-

Untukmu yang Berjiwa Hanif

Ketika jejak-jejak kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala sudah mulai tampak di halaman kalbu, awan mahabbah dan kabut cinta Allah sedang datang berarak di langit hati, pertanda rahmat hidayah akan turun menyirami taman jiwa.

Tidak berselang lama, akan tumbuh bersemi fitrah yang suci, hadir perasaan tunduk dan patuh pada kebenaran, timbul motivasi dan semangat untuk berbuat kebaikan. Saat itulah kehidupan akan dirasa berarti dan kebahagiaan bisa direngkuh kembali. Allah berfirman : “dan orang-orang yang berjuang dalam jalan kami, akan kami beri mereka hidayah menuju jalan-jalan kebaikan.” [Al-Ankabut : 69]

Sekiranya ia dibiarkan begitu saja, tidak diolah dengan benaar bahkan sering ditelantarkan dan dilalaikan, pasti ia berlalu dan meninggalkannya dalam kesendirian menyebabkan ia harus menunggu dan menunggu pada sebuah penantian yang tidak berkesudahan, Allah berfirman : “ketika mereka menyeleweng dari jalan kebenaran, kami selewengkan hati mereka.” [Ash-Shaf : 5]

Tidak ada pilihan bagi seorang hamba kecuali melanjutkan pencarian dan memeperkokoh keyakinan. Karena bangun dari kelalaian merupakan langkah awal dari sebuah perjalanan menuju shirathul mustaqim. Jalan yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang shiddiq, syuhada dan orang-orang yang shalih. Itu pula yang telah dilalui oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dan sahabatnya.

Beragama ala Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dan menapaki jejak shalafus shalih itulah sebuah keharusan, itulah hidayah yang hakiki. Allah berfirman : “sekiranya mereka beriman seperti mereka beriman, niscaya mereka memperoleh hidayah.” [Al-Baqarah : 137]

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengambil ubun-ubun kita kepada kebenaran. Amin.
---

Diketik kembali dari buku untukmu yang berjiwa hanif karya ustadz Armen Halim Naro -rahimahullah-