Setelah 2 minggu istirahat untuk menyembuhkan diri, esok tiba saatnya untuk
kembali beraktivitas seperti biasa. Rasanya sudah kangen sekali dengan
anak-anak, khususnya anak-anak kelas 2. Harus ku akui bahwa waktu luang dapat melalaikan
diri hingga diri terjangkit kefuturan, namun jangan biarkan diri terlalu lama
dalam kefuturan.
Futur tidak datang sekali atau dua kali namun bisa berkali-kali. Bagiku
atau bagi sebagian wanita, futur itu sering
terasa ketika sedang tidak shalat. Ku ingat-ingat, rasanya baru kali ini sakit
membawaku pada kefuturan. Maka dari itu penting untuk menata diri dan memiliki
standar minimal agar kita mudah bangkit dari kefuturan, berikut ini beberapa
hal yang bisa kita lakukan agar tidak terlarut dalam kefuturan:
- Berdo’a agar Allah menghilangkan kefuturan
- Melihat orang-orang shaleh
- Membaca sirah
- Tetap bangun sebelum subuh sekalipun sedang tidak shalat
- Tetap dzikir (pagi dan petang, maupun dzikir lainnya atau muroja’ah)
- Tetap menjaga wudhu, kecuali sedang tidak shalat
- Mendengar kajian atau mendatangi kajian
- Memaksa diri melakukan kebaikan meski berat
- Menulis sesuatu yang memotivasi
- Mengingat atau membaca cita-cita atau tujuan hidup kita
- Menyibukkan diri dengan kebaikan
Silakan jika ingin menambahkan. Oh iya, sepertinya galau juga bisa mengarah
pada kefuturan. Banyak-banyak berdo’a.
Semoga Allah
memberikan kebaikan kepada kita di dunia dan akhirat.
Tulisan pertama di bulan pertama di tahun dan usia yang
baru
21 Januari 2018 11.58 WIB
Ruang terindah